SuaraJogja.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump baru saja mengeluarkan kebijakan tarif perdagangan impor barang dari Indonesia ke negara tersebut sebesar 32 persen.
Besaran tarif yang dikenakan untuk Indonesia disebut akibat defisit perdagangan AS ke RI yang mencapai belasan miliar dolar.
Pakar Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ratih Herningtyas pun memberikan tanggapannya terkait kebijakan Trump tersebut.
Ratih menyebutkan, tarif impor 32 persen dikhawatirkan akan membuat Indonesia mengalami kontraksi ekonomi.
"Kebijakan tariff Amerika tersebut tentu akan mengakibatkan Indonesia mengalami kontraksi ekonomi. Apalagi Amerika merupakan mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah China," papar Ratih dikutip Minggu (6/4/2025).
Menurut Dosen HI tersebut, penurunan permintaan komoditas dari AS akan menjadi momok setelah penetapan tarif tersebut diperlakukan.
Efek domino dari situasi tersebut cukup banyak, mulai dari penurunan produksi di dalam negeri hingga efisiensi perusahaan.
Bila hal itu terjadi maka nantinya akan diikuti pengurangan tenaga kerja. Ujungnya akan menurunkan daya beli masyarakat.
"Belum lagi efek semakin sempitnya pasar domestik Amerika akan menyebabkan komoditas dari negara lain akan mencari pasar alternatif di negara-negara potensial. Banjirnya pasar komoditas di luar negeri tidak akan menyiakan potensi pasar Indonesia yang memiliki lebih dari 250juta penduduk," ujar dia.
Baca Juga: Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
Ratih menyebutkan, kebijakan Trump juga berpotensi semakin buruk terhadap situasi ekonomi domestik Indonesia. Padahal saat ini ekonomi Indonesia sedang lesu akibat kebijakan efisiensi Presiden Prabowo.
"Bahkan dengan defisit anggaran pemerintah yang sudah terjadi di awal tahun 2025, potensi krisis ekonomi sudah di depan mata," ujarnya.
Menghadapi situasi seperti itu, Ratih berharap Pemerintah Indonesia segera sigap namun hati-hati merespon kebijakan tarif AS.
Sebaiknya pemerintah segera membuat tim khusus yang bisa merespon sekaligus mengantisipasi potensi ancaman akibat kebijakan Trump dilihat dari konteks jangka pendek, menengah dan panjang.
Rekomendasi kebijakan pun perlu dihasilkan dari pemikiran yang jernih, namun mengedepankan keselamatan ekonomi negara.
Diplomasi ekonomi Indonesia, baik melalui mekanisme bilateral maupun multilateral dengan memanfaatkan ASEAN, OKI bahkan BRICS harus memainkan diplomasi total melalui berbagai aktor dan lini untuk menyiasati dampak kebijakan ini.
Pemerintah diharapkan tidak hanya melakukan negosiasi maupun pendekatan kembali dengan negara partner dagang Indonesia termasuk AS.
Prabowo harus merangkul kalangan industri atau pengusaha di dalam negeri untuk mencari solusi keluar dari tekanan situasi ekonomi ini.
"Perlu dipertimbangkan untuk memberi insentif bagi para pengusaha yang terimbas tarif Amerika, supaya perlambatan produksi dan PHK tenaga kerja bisa dihindari," ungkapnya.
Ratih menambahkan, pemerintah juga perlu mencari alternatif pasar bagi produk Indonesia di negara lain serta penguatan konsumsi domestik sebagai tujuan penjualan produk ekspor Indonesia yang terhambat tarif Trump.
Apalagi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta sangat potensial pasar bagi produksi Indonesia sendiri.
"Jangan sampai pasar Indonesia lebih digarap dan dimanfaatkan oleh negara lain khususnya AS," ungkapnya.
Yang tak kalah penting, kebijakan jangka menengah dengan menghidupkan kembali kebijakan swadaya dari berbagai kebutuhan dasar masyarakat Indonesia, seperti pangan dan tekstil perlu dilakukan.
Potensi alam dan pengetahuan masyarakat Indonesia juga harus dimanfaatkan melalui kebijakan pemerintah yang memberi insentif untuk mendorong produksi dalam negeri yang nantinya bisa dikonsumsi sendiri.
"Kemandirian ekonomi menjadi mantra kunci menghadapi situasi dunia yang makin tidak pasti. Semoga badai ekonomi ini bisa dilewati dan membuat Indonesia menjadi lebih kokoh dan kuat di masa yang akan datang," ujarnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Hanya Main 8 Menit di Utrecht, Miliano Jonathans Batal Ambil Sumpah WNI
- Jam Tangan Rp11,7 M Ahmad Sahroni Dikembalikan, Ibu Penjarah: Saya Juga Bingung Cara Pakainya
- Netizen Berbalik Kasihan ke Uya Kuya, Video Joget Kegirangan Gaji Rp 3 Juta Sehari Ternyata Editan
- Pastikan Gelar Demo 2 September 2025, BEM SI Bawa 11 Tunturan 'Indonesia Cemas', Ini Isinya
Pilihan
-
Lupakan Merek Impor? 7 Sepatu Lari Lokal Ini Kualitasnya Bikin Kaget
-
Buang Peluang! Timnas Indonesia U-23 Ditahan Laos
-
Dulu Dicibir Soal Demo, Sekarang Cinta Laura Jadi 'Suara Hati' Netizen
-
Kick Off Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 vs Laos
-
Karier Berliku Adrian Wibowo: Dari Galang Dana Rp39 Juta Hingga Dipanggil Timnas Indonesia
Terkini
-
Yogyakarta Jadi Tujuan Pengungsian? Kota Lain Rusuh, Hotel di Jogja Malah Penuh
-
Dompet Langsung Gendut! Ini Cara Cepat Klaim Saldo DANA Kaget & Hindari Penipuan
-
Polres Bantul Tangkap 101 Tersangka Penyalahgunaan Narkoba, Diciduk dalam 8 Bulan
-
"Reset System": Grafiti Kritik Aparat di Jogja Raib! Seniman Mengaku Didatangi Orang Tak Dikenal
-
6 Korban Demo Ricuh di Jogja masih Dirawat: Kondisi Terkini & Update dari RSUP Dr Sardjito