SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera merealisasikan pengolahan sampah secara real time. Rencananya sistem pengolahan harian itu akan dilakukan mulai akhir bulan April 2025 mendatang.
"Nanti sampah harian langsung diolah. Jadi, tidak ada lagi timbulan lindi dan sebagainya," kata Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, Rabu (9/4/2025).
Disampaikan Hasto, terobosan itu guna menghilangkan tumpukan sampah di depo maupun tempat pembuangan sementara (TPS) yang kerap kali ditemui. Dalam waktu sekitar dua pekan, dia akan memulai melakukan uji coba pekan depan.
"Mulai minggu depan kita coba mengolah sampah harian, sambil menilai itu," imbuhnya.
Hasto bilang sudah ada sejumlah unit pengolahan sampah yang dimiliki Pemkot Jogja.
Unit mesin itu berupa Unit Pengelolaan Sampah (UPS) menggunakan mesin pengolah RDF (Refused Derived Fuel), serta alat pembakar limbah atau insinerator.
Dari beberapa unit yang ada itu, pihaknya sudah mampu mengolah sekitar 230-235 ton sampah per hari di kota gudeg. Dia optimis pengolahan sampah setiap hari itu dapat terwujud.
"Saya akan buktikan itu minggu depan, karena menurut laporan-laporan, prediksi-prediksi kan bisa. Nah, cobalah kita buktikan minggu depan. Sudah kita cek kesiapan insinerator yang ada," tuturnya.
Jika unit yang ada masih kurang, maka sampah yang ada akan dialihkan pula ke pengolahan yang berada di Panggungharjo serta Bawuran.
Baca Juga: Deadline Penggusuran di Depan Mata, Warga Lempuyangan Lawan PT KAI: "Bukan Asetmu, Ini Tanah Kami
"Sisanya bisa ke Panggungharjo atau Bawuran. Kita optimis dengan cara seperti ini sampah akan ter-manage dengan baik," ucapnya.
Dia menuturkan bahwa memasuki awal bulan April 2025 setelah libur panjang lebaran, volume sampah di Kota Yogyakarta diperkirakan akan meningkat secara signifikan.
"Peningkatannya sekitar ya 20 sampai 30 persen lah. Paling tinggi 40 persen itu di harian itu. Sehingga kalau kita lihat biasanya misalnya ada 280 ton misalnya itu yang tercover oleh kita itu bisa menjadi 320-330 ton begitu yang terekam kemarin ini. Ya peningkatannya kan sekitar ya 10-20 persen ya fluktuasi hariannya," paparnya.
Pengosongan depo dan penutupan TPS memang menjadi salah satu upaya untuk menanggulangi tumpukan sampah di Kota Jogja.
"Semua depo yang besar sudah kosong. Depo yang kecil kita per hari ini sudah 15 depo kecil kosong. Jadi total depo yang kosong sudah 29," ujarnya.
"Depo kecil-kecil yang dalam hal ini TPS yang belum kosong itu tinggal 16 itu. Nah 16 itu ya tidak lebih dari 30 ton," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Setelah 13 Tahun 'Mangkrak': 2 Kereta Kuda Keraton Yogyakarta Kembali 'Miyos'
-
Parkir Belum Siap, Atap masih Bocor, DPRD Sleman Minta Jadwal Boyongan Pedagang Mundur
-
Polisi Usut Insiden Kentongan Maut yang Tewaskan Bocah di Kulon Progo: Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Jelang PSIM vs Dewa United: Van Gastel Soroti Dua Masalah Krusial dan Waspadai Ketangguhan Tim Tamu
-
Aman & Tertib? Polda DIY Klaim 18 Unjuk Rasa di Oktober Berjalan Lancar, Ini Faktanya