Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 18 April 2025 | 21:02 WIB
Kisah Udin si tukang cukur di bawah pohon beringin kawasan Alun-Alun Utara Yogyakarta, Jumat (18/4/2025). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Terik matahari nan menyengat, mengarahkan kaki melangkah untuk berteduh di bawah pohon beringin Alun-alun Utara Yogyakarta. Tampak di bawah  naungan pohon rindang itu, lelaki paruh baya sibuk memotong rambut pelanggannya. Dia Udin, si tukang cukur.

Pemilik nama terang Imanuddin (56) tersebut menyahut dengan candaan ketika ditanya kenapa praktik pangkas rambutnya di bawah pohon beringin.

"Murah meriah. Full AC," ucap Udin panggilan akrabnya, sambil terkekeh, Jumat (18/4/2025).

Ia menyebut praktik pangkas rambut yang digelar di bawah pohon beringin kawasan Alun-Alun Utara tersebut sudah sejak tahun 2002 silam.

Baca Juga: Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang

Mulanya terdapat lima tukang cukur yang mangkal. Namun, belakangan hanya bersisa dirinya seorang.

"Dulu saya di sini berlima. Sekawan dari Sukabumi. Tapi satu-satu alih profesi. Ada yang sudah game over [meninggal dunia]. Saya keri piyambak [tinggal terakhir]," ucapnya. 

Kisah Udin si tukang cukur di bawah pohon beringin kawasan Alun-Alun Utara Yogyakarta, Jumat (18/4/2025). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Ada satu momen yang tak ia lupakan. Ketika ia dan beberapa tukang cukur lain berlomba motong rambut secara bersamaan. 

"Kayak lomba beneran, lomba cukur. Dilihat dari pagar. Seru banget," kenangnya.

Wajahnya teduh, tidak ada keluhan, hanya napak tilas yang ia bawa dengan syukur. Senyuman pun selalu dilemparkan kepada setiap orang yang datang.

Baca Juga: BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah

Udin tidak pernah mengeluh soal jumlah pelanggan. Menurutnya hal itu merupakan bagian dari misteri rezeki yang tak bisa atau bahkan tak perlu ditebak.

Load More