"Kalau saya pribadi, suara ya, mungkin, karena kan tokoh-tokohnya tuh banyakan tokoh cowok. Terus kalau dari suara ya, kalau cewek kan sudah khas kayak gini ya, mau dibuat-buat juga nanti enggak yang bisa menyaingi untuk suara cowok, gitu," tuturnya.
"Nah, kalau selain itu juga dari segi tenaga, juga berbeda ya. Kalau dalang-dalang laki-laki dengan dalang perempuan itu juga beda. Itu sih, mungkin, dari segi tenaga menggerakan wayang sama nge-praknya, sama suara," imbuhnya.
Tapi bukan kekuatan yang ia kejar, melainkan kesinambungan budaya.
"Kalau bapak bisa tujuh jam, saya dua jam sudah capek," ucapnya sambil tertawa.
Baca Juga: Lestarikan Tradisi, Pentas Wayang Dies Natalis Fakultas Filsafat Tampilkan Dalang Mahasiswa
Kini, Rahma ingin lebih berkontribusi untuk menjaga budaya Jawa. Lewat cerita-cerita klasik pewayangan pada generasi baru.
Saat ini, selain menjadi pekerja tetap, dia tetap meluangkan waktu jika ada undangan workshop atau pengenalan budaya. Mengajar wayang kepada anak-anak luar kota yang datang ke Jogja.
"Lebih pengennya sih ke anak-anak karena lebih jangka waktu lebih panjang," ucapnya, berharap suatu hari kelak, ada di antara mereka yang makin tertarik dan kemudian ikut tergerak itu menjaga budaya itu.
Kini, di sela pekerjaan tetapnya yang padat, Rahma tetap menyisihkan waktu untuk proyek-proyek kecil, seperti workshop atau pentas pendek.
Rahma bilang bahwa pertunjukan wayang kini belum seramai dulu sebelum pandemi Covid-19. Ia mengenang masa ketika ayahnya, yang juga seorang dalang, bisa tampil tiga hingga empat kali dalam sebulan setiap akhir pekan.
Tak yakin situasi yang belum sepenuhnya kembali normal atau mungkin memang era itu sudah bergeser. Walaupun memang, dia menambahkan, pertunjukan wayang saat ini masih sesekali ditemukan di daerah-daerah seperti Gunungkidul atau Bantul, terutama dalam rangkaian acara tradisional seperti bersih desa.
Lakon-lakon andalannya yakni Wahyu Cakraningrat, Anoman Duta, dan Wahyu Purbo Sejati. Setidaknya pada lakon-lakon itu, dia sudah hafal di luar kepala, meski belum berani mengimprovisasi lebih jauh seperti sang ayah.
Dia bersyukur sudah lebih dari 20 tahun sejak Rahma pertama kali menyentuh wayang sebagai dalang cilik tapi tak ada suara miring tentang kehadiran suara perempuan dalam posisi dalang. Sambutan yang datang justru cukup positif.
"Sejauh ini enggak sih, malah justru yang warga-warga di daerah itu antusias, apalagi anak-anak, 'oh, dalange wedok lho' gitu. Walaupun ya ndak sebagus dalang cowok, karena kan dari segi stamina, terus kayak gerakan," ucapnya.
Satu hal pasti, semangatnya untuk tetap melestarikan budaya tak pernah surut. Ia ingin wayang tetap hidup bukan sebagai kenangan masa lalu, tapi sebagai cerita yang terus tumbuh bersama waktu.
Ia memang bukan dalang biasa. Di usia 29 tahun, ia termasuk langka, bagaimana tidak, seorang perempuan yang tetap memilih menekuni dunia pedalangan di tengah riuhnya zaman yang makin asing dengan seni tradisi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK