Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 04 Mei 2025 | 11:11 WIB
Simbah Saudah (92) di rumahnya, Candirejo, RT 2 RW 14, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. [Hiskia/Suarajogja]

"Namanya orang sepuh, terakhir periksa jantungnya detaknya agak ada penurunan fungsi. Terus kaki bengkak, itu ada pengobatan juga," ucapnya.

"Insya Allah semua bagus karena penurunan fungsi jantung itu kemudian dikasih vitamin sama kaki kemarin habis disuntik dan dikasih vitamin tulang juga, untuk semua sehat insya Allah," imbuhnya.

Semangat Saudah yang tidak pernah surut dibantu dengan upaya terbaik dari keluarga terus berjalan beriringan.

Hal itu dilakukan keluarga sebagai bentuk ikhtiar untuk memastikan beliau bisa menunaikan ibadah dengan tenang dan kembali dengan sehat.

Baca Juga: Warisan Catur Keluarga: Kisah Inspiratif Shafira, dari Bidak di Tangan Hingga Piala Dunia

"Insyaallah semua bagus. Kami percaya simbok diparingi sehat, banyak yang sayang sama simbok, banyak yang mendoakan," ujar Kitri dengan mata berbinar.

Siti Khopsah (59) saat diwawancarai di kediamannya, Sleman. [Hiskia/Suarajogja]

Dari Pijat ke Ka'bah

Saudah yang sudah berusia senja itu tak berangkat sendirian. Ada sosok Siti Khopsah (59) yang hadir untuk mendampingi.

Tak hanya mendampingi, ia pun menyimpan kisah perjuangan sunyi di balik keberangkatan hajinya.

Siti sendiri bukan siapa-siapa, ia hanya seorang tukang pijat yang diwarisi ilmu turun-temurun dari keluarganya.

Baca Juga: Ngeri Kecelakaan di Depan Istana Boneka Sleman, Pengendara Motor & Pejalan Kaki Jadi Korban

Namun dari pijatan-pijatan itulah, ia menabung sedikit demi sedikit, hingga bisa mewujudkan impian naik haji.

Load More