Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 04 Mei 2025 | 12:32 WIB
Potret Sri Sultan HB II. (Twitter/@dinaskebudayaanjogja)
Ketua Umum Bintang Muda Indonesia, Farkhan Evendi saat memberikan pidato. (dok.Istimewa)

"Di usia senjanya, ia tetap aktif mendukung Perang Jawa [1825-1830] bersama Pangeran Diponegoro. Belanda sempat memulihkannya sebagai Sultan pada 1826-1828 untuk meredam pemberontakan, yang menunjukkan betapa besar pengaruhnya," ujar kader dari Partai Demokrat ini.

Selain itu, Farkhan juga menyoroti pentingnya pengembalian aset milik HB II yang dirampas Inggris, terutama benda-benda bersejarah yang kini ada di British Museum dan Royal Collection Trust di London.

"Pemulihan benda-benda ini adalah upaya mengembalikan martabat bangsa," tegasnya.

Sebagai Ketua Umum BMI, sosok yang akrab di panggil Cak Farkhan atau Gus Farkhan ini mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama anak muda dan tokoh agama, untuk mendukung pengusulan HB II sebagai Pahlawan Nasional.

Baca Juga: Land of Beauty 2025 Resmi Dibuka, Banjir Promo Menarik dan Aktivitas Seru!

BMI siap menggalang dukungan agar proses ini segera terealisasi.

"Ini adalah bentuk penghormatan kita pada sejarah bangsa. Dengan dukungan semua pihak, HB II akan segera diakui sebagai Pahlawan Nasional," pungkasnya.

Untuk diketahui Sultan HB II lahir di Jawa Tengah. Ia lahir di sekitar Gunung Sindoro pada 7 Maret 1750.

Ia merupakan anak dari istri kedua Sri Sultan HB I. Saat lahir, ia memiliki nama kecil Raden Mas (RM) Sundoro.

Dalam perjalanannya menjadi raja, ia banyak belajar dari ayahnya. Bahkan dalam melawan penjajah saat itu, Sri Sultan HB II tak pernah kompromi dengan VOC pada waktu itu.

Baca Juga: Nasib Pekerja Tak Jelas hingga Penggusuran Sepihak, Ribuan Buruh Jogja Turun ke Jalan

Mengutip dari kratonjogja.id, RM Sundoro sebenarnya sudah tak sepemikiran dengan VOC. Alasannya dari perjanjian Giyanti maupun Perjanjian Semarang, luas kekuasaan wilayah raja Jawa jadi sempit.

Load More