SuaraJogja.id - Kepolisian resmi menetapkan tujuh tersangka dalam kasus mafia tanah Mbah Tupon. Enam di antaranya telah ditahan di Polda DIY dan satu masih menjalani pemeriksaan.
Polisi pun membeberkan kronologi lengkap terkait kasus mafia tanah ini.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY, Kombes Pol Idham Mahdi mengungkap, persoalan ini bermula pada tahun 2020 ketika Mbah Tupon menjual sebagian tanahnya di Dusun Ngentak RT.004, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul seluas 298 meter persegi kepada seseorang bernama Suparsi.
Penjualan dilakukan melalui perantara BR dengan harga Rp1 juta per meter dan secara kesepakatan bakal dibayar melalui mekanisme cicilan atau mengangsur.
"Pada saat itu, Mbah Tupon juga mewakafkan tanahnya seluas 55 meter persegi untuk gudang RT dan 101 meter persegi untuk jalan umum," kata Idham, saat rilis kasus di Mapolda DIY, Jumat (20/6/2025).
Dalam proses itu, Mbah Tupon menyerahkan sertifikat hak milik (SHM) Nomor 4993/Bangunjiwo seluas 2.103 meter persegi kepada notaris Aris Munadi untuk dipecah menjadi tiga bagian.
Pecahan tersebut menghasilkan tiga sertifikat baru, yaitu SHM 24451 seluas 1.765 meter persegi atas nama Mbah Tupon, SHM 24452 seluas 292 meter persegi juga atas nama Mbah Tupon, dan SHM 24453 seluas 55 meter persegi untuk gudang RT.
Namun, masalah muncul pada akhir 2022 hingga awal 2023, saat BR meminta dua sertifikat utama itu dengan alasan untuk balik nama, pecah bidang, dan proses wakaf jalan.
Pada Januari 2024, Mbah Tupon dan istrinya didatangi oleh dua orang bernama Tk dan Ty.
Baca Juga: Update Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon: 3 Tersangka kembali Ditahan, Total 6 Orang Diamankan Polda DIY
Mereka diminta menandatangani dokumen untuk proses pecah empat bidang dari SHM 24451.
"Saat itu Tk menyuruh Mbah Tupon dan istrinya langsung tanda tangan dokumen tersebut tanpa dibacakan," ungkapnya
Mbah Tupon dan istrinya menyanggupi karena percaya kepada BR dan Tk yang mengaku sebagai orang kepercayaan BR.
Mereka dijanjikan bahwa pecahan bidang sertifikat akan diberikan kepada Mbah Tupon dan ketiga anaknya.
Namun, pada April 2024, BR kembali meminta Mbah Tupon untuk bertemu Tk dan mengantar ke Janti, Banguntapan, Bantul.
Di sana, mereka dipertemukan dengan VW, yang juga meyakinkan bahwa proses ini hanya untuk pecah bidang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Lestarikan Warisan Budaya Jawa, Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hadirkan Jampi Pawukon bagi Para Tamu
-
Jogja Jadi Tourist Darling, Pujian Bertebaran di Medsos hingga Kunjungan Destinasi Merata
-
Pasar Beringharjo Diserbu Pengunjung saat Nataru, Belanja Batik dan Cicip Kuliner Jadi Favorit
-
Meski Naik dari Hari Biasa, Orderan Rental Motor Jogja Tetap Tak Seramai Tahun Lalu
-
Anak-anak Terdampak Banjir di Sumatera Gembira Dapat Trauma Healing dari BRI