Pemerintah diharapkan mengadakan pelatihan kerja bagi pekerja terdampak dan membuka pekerjaan sementara.
"Dalam jangka panjang, negara perlu memperkuat perlindungan terhadap buruh terdampak bencana industri," ujarnya.
Selain isu buruh PT MTG, Koalisi Rakyat Jogja dalam pertemuan dengan wakil rakyat berupaya memperjuangkan keadilan sosial, hak-hak pekerja, buruh, dan ruang hidup rakyat lainnya.
Sebab perubahan hanya akan terwujud jika kekuatan rakyat bersatu melawan ketimpangan dan penindasan dalam segala bentuknya.
Contohnya dalam kebijakan relokasi pedagang dan juru parkir (jukir) TKP Abu Bakar Ali (ABA), mereka menolak segala bentuk penggusuran paksa atas nama pembangunan.
Negara juga harus menjamin dan melindungi ruang hidup rakyat, termasuk akses terhadap tanah, tempat tinggal dan dan lingkungan hidup yang sehat.
Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah dengan merevisi menyeluruh terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Diantaranya menghapus sistem kontrak jangka pendek dan outsourcing yang mengeksploitasi pekerja/buruh.
Selain itu menjamin upah layak berdasarkan kebutuhan riil hidup pekerja/buruh dan keluarganya serta memperkuat perlindungan pekerja/buruh, termasuk hak berserikat, cuti, jaminan sosial dan keamanan kerja.
Baca Juga: Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
"Kami menuntut pengakuan dan perlindungan bagi semua pekerja/buruh, termasuk pekerja informal, pekerja rumah tangga, pekerja kreatif dan budaya, pekerja migran dan driver ojek online dan pekerja platform digital, yang saat ini bekerja tanpa kepastian upah, jam kerja, atau jaminan sosial," imbuhnya.
Menanggapi produksi PT MTG yang mandek, Saat ini Pemkab Sleman bersama manajemen PT MTG tengah menjajaki solusi berupa pemindahan tempat produksi sementara.
Hal ini agar proses produksi tetap berjalan dan ribuan tenaga kerja tidak kehilangan pekerjaan.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun Pemkab Sleman, pekerja di PT MTG itu mencapai 1.800 orang lebih dengan mayoritas perempuan dan usia produktif antara 18-45 tahun.
"Kami tadi sempat berdiskusi dengan pimpinan perusahaan di sana, perusahaan saat ini sudah berusaha untuk mencari tempat sebagai pengganti sementara untuk produksi," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
"Tadi ini sudah menelpon beberapa gedung yang mungkin speknya hampir sama di Sleman," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi