Meskipun Indonesia secara bertahap telah memasuki musim kemarau sejak akhir April lalu, nyatanya hujan masih kerap mengguyur sejumlah wilayah, terutama pada sore atau malam hari, bahkan hingga penghujung Mei. Fenomena ini bukanlah anomali, melainkan sebuah kondisi yang dikenal sebagai musim kemarau basah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa musim kemarau basah terjadi ketika curah hujan tetap tinggi di musim kemarau. Secara klimatologis, curah hujan selama musim kemarau biasanya kurang dari 50 milimeter per bulan. Namun, saat musim kemarau basah, curah hujan dapat melampaui 100 milimeter per bulan.
Fenomena ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lokal, tetapi juga oleh dinamika atmosfer berskala lebih luas. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuatorial turut berperan signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan. Pengaruh ini terutama terasa di bagian barat dan tengah Indonesia, menyebabkan hujan tetap turun meskipun seharusnya wilayah tersebut sudah memasuki periode kering.
Menurut perkiraan BMKG, wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau secara bertahap sejak April hingga Juni. Meskipun demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan di tengah periode yang seharusnya kering ini.
Musim kemarau basah membawa implikasi tersendiri. Di satu sisi, curah hujan yang lebih tinggi dapat membantu menjaga ketersediaan air dan mengurangi risiko kekeringan ekstrem di beberapa daerah. Namun, di sisi lain, kondisi ini juga bisa meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang atau tanah longsor, terutama di daerah yang rentan.
Berita Terkait
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
4 Rekomendasi Mobil Bekas di Jogja di Bawah Rp70 Juta, Cocok untuk Bapak-bapak Antar Istri Belanja
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Sekolah Rakyat di Jogja Laris Manis, Dinsos Turun Tangan Lakukan Verifikasi Ketat
-
Jadi Tim Penyusun Soal ASPD, Disdikpora DIY Selidiki Guru SMPN 10 Jogja
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
Terkini
-
Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Kamis 4 Desember 2025, Cek Keberangkatan dari Palur-Purwosari
-
Strategi Jitu Dapatkan Saldo DANA Kaget Rp149 Ribu: Buruan Klaim 4 Link Ini!
-
Gratiskan Makanan, Warkop di Jogja jadi Ruang Pemulihan Mahasiswa Sumatera Terdampak Banjir Bencana
-
BRI Gerak Cepat Tangani Dampak Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli
-
Program CSR Royal Ambarrukmo untuk Desa Wisata Sidorejo