Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 28 Mei 2025 | 21:07 WIB
Rumah warga Lempuyangan belum juga dibongkar Rabu (28/5/2025) meski sudah ada surat peringatan PT KAI. [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Batas waktu tujuh hari yang diberikan PT Kereta Api Indonesia (KAI) kepada warga Tegal Lempuyangan, Kelurahan Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta untuk membongkar bangunan resmi berakhir Rabu (28/5/2025).

Namun 14 warga masih bersikukuh tidak akan pindah dari aset milik PT KAI tersebut.

"Yes, betul. Belum ada apapun yang kami kemasi sampai hari ini," papar Ketua RW 01 Bausasran, Anton Handriutomo di Yogyakarta, Rabu Siang.

Anton mengungkapkan alasan mereka ogah membongkar rumah yang sudah ditempati puluhan tahun tersebut.

Baca Juga: Warga Lempuyangan Dapat 'Bebungah', Sri Sultan Desak KAI Ikut Berikan Ganti Rugi yang Layak

Mereka masih proses menyikapi hasil musyawarah yang dilakukan.

Namun warga belum bisa menyampaikan hasil musyawarah sebelum bertemu langsung dengan PT KAI dan Keraton Yogyakarta sebagai pemilik lahan.

"Iya, sudah melakukan musyawarah. Tapi hasilnya belum bisa kami beritahukan sebelum kami ketemu KAI dan Keraton," paparnya.

Hasil musyawarah warga, lanjut Anton sebenarnya akan disampaikan ke PT KAI. Namun pertemuan keduanya batal dilakukan.

Karena itulah warga tetap bertahan di rumah mereka meski ada peringatan dari PT KAI untuk mengosongkan rumah sejak sepekan lalu.

Baca Juga: Titik Terang Sengketa Lempuyangan: Keraton Turun Tangan, Warga Dapat Ganti Untung

PT KAI pada 21 Mei 2025 lalu sempat mengirim dua stafnya untuk menyerahkan surat kepada RT, RW serta warga yang tinggal di atas lahan tersebut.

Namun Anton mengembalikan 14 surat untuk warga dan meminta PT KAI mengirim surat tersebut ke juru bicara warga.

Namun alih -alih diberikan ke juru bicara warga, PT KAI kembali mengirim surat peringatan ke warga dengan dua cara.

Di antaranya via pos dan kirim pesan lewat Whatsapp (WA).

"Tapi surat dari pos itu mereka kembalikan semuanya. Tapi mereka (KAI) juga tidak kurang akal, sorenya itu pada di-WA masing-masing dari PT KAI, isinya surat itu," ujarnya.

Anton menyebutkan, dalam pesan WA yang diterima warga, PT KAI selama masa berlaku surat peringatan, pihak perusahaan masih membuka ruang komunikasi terkait kompensasi yang akan diterima warga.

"Ingatannya kami, dalam surat itu tertulis KAI tetap membuka ruang komunikasi berkaitan dengan kompensasi yang pernah disampaikan pada saat pertemuan di aula kelurahan Bausasran. Apabila ada yang ingin ditanyakan, dipersilakan untuk komunikasi ke nomor ini," jelasnya.

Sebelumnya Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menjelaskan bahwa pihaknya masih mengkaji situasi dan merumuskan tindak lanjut secara menyeluruh.

"Ini masih dalam pembahasan di internal kami, termasuk soal penertiban," ungkapnya.

Namun Feni membenarkan pihaknya masih membuka ruang untuk audiensi lanjutan bersama warga.

PT KAI terus memantau dinamika di lapangan dan akan merespons secara proporsional sesuai perkembangan yang terjadi.

"Termasuk kemungkinan audiensi, itu juga sedang kami bahas. Intinya, KAI sedang merumuskan seluruh langkah lanjutan sesuai perkembangan di lapangan," ujarnya.

Tercatat saat ini ada 13 rumah dinas yang berada dalam kawasan Emplasemen Stasiun Lempuyangan.

Ke depan rencananya PT KAI melakukan penataan kawasan Stasiun Lempuyangan, salah satunya dengan mengosongkan rumah warga yang diklaim merupakan aset KAI.

Penataan dilakukan untuk penunjang operasional kereta api. Sebab volume penumpang kereta api jarak jauh (KAJJ) dan KRL di Stasiun Lempuyangan cukup tinggi saat ini.

Sehingga PT KAI harus melakukan peningkatan keselamatan, pelayanan dan kenyamanan penumpang melalui penataan.

Stasiun Lempuyangan setiap hari memberangkatkan sebanyak 4.194 penumpang KAJJ. Selain itu menerima kedatangan 4.151 penumpang KAJJ.

Sementara untuk penumpang KRL, setiap harinya terdapat 3.599 penumpang naik dan 3.699 penumpang turun di Stasiun Lempuyangan.

Data ini menunjukkan, Stasiun Lempuyangan melayani total sebanyak 15.643 penumpang per hari.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More