Pencabutan ini dilakukan untuk memberi waktu pada tim Kementerian ESDM melakukan proses verifikasi secara menyeluruh.
"Kami ingin memastikan seluruh proses ini berjalan objektif. Untuk menghindari kesimpangsiuran informasi, maka kami telah memutuskan melalui Dirjen Minerba untuk menghentikan sementara operasional PT GAG Nikel hingga verifikasi lapangan selesai," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (5/6/2025) kemarin.
Bahlil menambahkan bahwa di wilayah Raja Ampat terdapat lima IUP, namun saat ini hanya PT GAG Nikel yang masih aktif beroperasi, dengan izin yang telah berjalan sejak 2017.
Ia juga menyampaikan bahwa operasional tambang tersebut memang telah berlangsung sejak tahun 2017, sehingga pemeriksaan langsung di lokasi akan segera dilakukan.
Terkait pemberitaan yang beredar, Bahlil mengingatkan adanya potensi kesalahan informasi mengenai lokasi aktivitas tambang.
Ia menegaskan bahwa Pulau Panemo yang sering diberitakan adalah area wisata yang jaraknya sekitar 30 hingga 40 kilometer dari lokasi operasional PT GAG Nikel.
Bahlil juga menyampaikan bahwa dirinya belum dapat memastikan kapan proses pemeriksaan akan selesai.
Namun, ia berkomitmen untuk melakukan pengawasan langsung di lapangan, termasuk saat kunjungannya ke Sorong dalam waktu dekat.
“Saya kebetulan memang ada agenda kunjungan kerja ke Sorong untuk meninjau sumur-sumur minyak dan gas di kawasan Kepala Burung Sorong, Fak-Fak, dan Bintuni. Sambil menjalankan agenda tersebut, saya juga akan langsung memeriksa lokasi tambang di Pulau GAG,” jelas Bahlil.
Baca Juga: Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
Bahlil mengingatkan semua pihak untuk tetap tenang dan tidak mengambil keputusan tergesa-gesa terkait dampak tambang nikel terhadap sektor pariwisata di Raja Ampat.
Ia juga menyoroti pentingnya memperhatikan budaya dan kearifan lokal yang belum sepenuhnya dipenuhi oleh perusahaan tambang.
“Saya melihat ada beberapa nilai budaya lokal yang belum terakomodasi dengan baik. Ini akan menjadi salah satu poin evaluasi yang akan kami lakukan,” tuturnya saat ditemui di Jakarta International Convention Center, Senin (3/6/2025).
Bahlil menegaskan bahwa ia akan memanggil perusahaan-perusahaan yang memiliki IUP nikel di sekitar kawasan wisata Raja Ampat untuk meminta klarifikasi dan mengevaluasi komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan dan budaya setempat.
Artikel yang tayang di Suarajogja ini sudah lebih dulu terbit di Suara.com dengan judul: Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, DPR Ultimatum Menteri Kabinet Prabowo: Jangan Bikin Gaduh!
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
Terkini
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!
-
Gertak Balik! Sahabat Jokowi Geram Dituduh Settingan, Ungkap Sudah Diperiksa Polisi
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!