Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Jum'at, 13 Juni 2025 | 19:43 WIB
Workshop pakaian bekas di Ibis Styles Yogyakarta. [SuarJogja.id/Husna Rahmayunita]

Sementara itu, tren fashion dinamis bahkan berganti hingga muncul istilah fast fashion. Orang-orang senang membeli pakaian model baru, ketimbang menggunakan yang lama.

Workshop pakaian bekas di Ibis Styles Yogyakarta. [SuarJogja.id/Husna Rahmayunita]

Melihat kondisi tersebut, Lisa dan dua rekannya menginisiasi gerakan edukasi pemanfaatan pakaian bekas agar menjadi barang yang lebih berguna sekaligus untuk mengurangi sampah.

"Akhirnya kami membuat gerakan agar bisa mengedukasi orang bahwa baju bekas di lemari bisa bertahan sampai bertahun-tahun. Kami pun memulai memanfaatkan gombal (sebutan untuk kain bekas dalam bahasa Jawa--red)," sambungnya.

Lebih lanjut, diakui oleh Lisa, hasil modifikasi pakaian bekas yang dibuatnya memang tidak dipasarkan secara luas karena tujuan utama Gombal Project memang bukan untuk berjualan melainkan edukasi . Namun, Lisa menerima pesanan bagi yang berminat.

Baca Juga: Bersama Komunitas Lari, ibis Styles Yogyakarta Gelar Sunday Morning Run Super Seru!

"Kita pernah jual, tapi kita mikir lagi kalau diproduksi banyak malah jadi sampah. Terus kita mikir value apa yang kita kejar. Jadi kita fokus ke edukasi, bukan jualan. Akhirnya kita sistemnya hanya pre-order, kalau memang ada yang pesan kita bikin karena percaya barang itu akan berguna," pungkasnya.

Rangkaian Acara Ibis Styles Yogyakarta

Selain workshop pakaian bekas, Ibis Styles Yogyakarta menggelar sejumlah acara sosial untuk menyambut hari jadi hotel ke-14.

Acara-acara tersebut antara lain: berbagi di Hari Raya Idul Adha, Jalan Sehat "Walk and Fun", Grab and Give Market-Bazaar Donasi hingga Setetes Darah-Banyak Harapan.

Baca Juga: Peduli Ekosistem Perairan, Ibis Styles Yogyakarta Ikuti Restocking Ikan di Sungai Gajah Wong

Load More