Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 16 Juni 2025 | 18:50 WIB
Pendaki ilegal merekam aksinya ke puncak Gunung Merapi yang tengah hancur. (Instagram)

SuaraJogja.id - Media sosial kembali diramaikan dengan unggahan orang yang pamer usai nekat mendaki Gunung Merapi.

Padahal jalur pendakian gunung berapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu masih ditutup akibat aktivitasnya yang tinggi.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Muhammad Wahyudi mengaku telah memperoleh informasi tersebut.

Saat ini pihaknya sudah melakukan penelusuran lebih lanjut.

Baca Juga: Mahasiswa Pecinta Alam Terjaring Razia Pendakian Ilegal Merapi, BPBD DIY Angkat Bicara

Diketahui konten itu diunggah oleh akun media sosial TikTok milik akun bernama @chandra.kusuma.fa (Pendaki Gunung Magelang). Informasi konten pendakian itu diterima pada tanggal 11 Juni 2025.

Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan penelusuran mendalam dan pendekatan persuasif kepada pemilik akun tersebut.

Hasilnya diperoleh hasil sebagai sejumlah informasi dari yang bersangkutan.

"Pemilik akun adalah Chandra Kusuma. Pendakian dilakukan pada tanggal 8 Juni 2025. Jumlah pendaki diduga lebih dari satu. Jumlah konten terunggah hingga 15 Juni 2025 adalah 3 [tiga] konten," kata Wahyudi dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (16/6/2025).

Selanjutnya, pada tingkat lapangan dilakukan pengambilan data pada kamera pemantau. Di sana dijumpai pula aktivitas pendakian oleh yang bersangkutan.

Baca Juga: Viral, Foto Pendaki di Puncak Gunung Merapi Bikin Geger, Padahal Pendakian Ditutup

"Diketahui dari baju yang dikenakan sama dengan yang dipakai pada konten terunggah," imbuhnya.

Berdasarkan informasi-informasi di atas, Balai TNGM kemudian melakukan penyelidikan mendalam.

Disampaikan Wahyudi, progres hingga hari ini adalah sedang dalam proses pemanggilan yang bersangkutan.

Dalam kesempatan ini, Wahyudi menegaskan kembali bahwa masyarakat tidak diperkenankan mendaki Gunung Merapi dan beraktivitas pada radius 3 km dari puncak Merapi.

Sebagaimana diketahui bahwa saat ini status aktivitas Gunung Merapi berada pada level III atau SIAGA.

Status tersebut dikeluarkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi melalui hasil pengamatan dan analisis.

"Balai TN Gunung Merapi juga telah memasang informasi larangan pendakian pada lokasi-lokasi yang menjadi titik masuk jalur pendakian, melaksanakan sosialisasi baik secara daring maupun luring, dan penjagaan di New Selo," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa imbauan dan larangan ini semata-mata sebagai langkah mitigasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

Status Level III (Siaga) tetap dipertahankan sejak 5 November 2020 berdasarkan pantauan BPPTKG

-Kemarin, 16 Juni 2025, tercatat penurunan guguran lava pijar dari 5 kali menjadi 3 kali ke arah Sungai Sat dan Putih; jarak luncur maksimum mencapai sekitar 1,7 km

-BPPTKG juga memperingatkan potensi awan panas berada hingga radius 7 km, dan lontaran material bisa sampai 3 km dari puncak jika meletus eksplosif

-Asap kawah berwarna putih setinggi sekitar 100m juga masih terpantau

Situasinya masih cukup berbahaya lava pijar masih terjadi, potensi erupsi eksplosif masih tinggi, dan radius bahaya masih luas.

Oleh karena itu, pendakian ke puncak atau radius 3 km masih ditutup dan tidak dianjurkan sama sekali.

Beberapa konsekuensi juga bisa diberlakukan oleh pendaki bandel ini. Berdasarkan pengalaman kasus sebelumnya (April 2025) dengan 20 pendaki ilegal, sanksi yang dikenakan antara lain:

Diblacklist selama 3 tahun, artinya dilarang mendaki gunung di kawasan konservasi Indonesia selama periode tersebut

Sosialisasi penutupan jalur & kampanye konservasi via unggahan media sosial setiap minggu selama 6 bulan, dengan pengawasan TNGM

Keterlibatan langsung dalam konservasi, seperti menyiapkan polybag media tanam dan menata persemaian bibit di resor TNGM

Pada pelanggar baru, langkah seperti ini juga akan diterapkan: pendaki ilegal dipanggil, diperiksa, lalu dikenai sanksi administratif dan tugas edukatif serta konservatif.

Load More