SuaraJogja.id - Dugaan penyalahgunaan jalur afirmasi dalam Sistem Penerimaan Peserta Murid Baru (SPMB) tingkat SMA Negeri di DIY tahun ajaran 2025/2026 kembali mencuat.
Sejumlah laporan masyarakat menyebut adanya calon siswa dari keluarga mampu secara ekonomi yang memanfaatkan jalur afirmasi yang diperuntukkan bagi peserta dari keluarga tidak mampu secara finansial.
Jogja Corruption Watch (JCW) dalam laporannya menyebutkan salah satu orang tua calon siswa dari Kota Yogyakarta mengungkapkan kekecewaannya setelah mendapati fakta bilamana jalur afirmasi kini kerap dimanfaatkan secara tidak semestinya.
Dalam temuan tersebut, ada nama anak teman yang mendaftar melalui jalur afirmasi padahal memiliki rumah rumah dua lantai dan mobil.
Padahal sesuai tujuannya, jalur afirmasi SPMB digulirkan untuk menjamin akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Dengan adanya temuan itu maka pelaksanaan di lapangan jadi tidak tepat sasaran.
Deputi Pengaduan Masyarakat JCW, Baharuddin Kamba menyebut proses verifikasi terhadap kelayakan peserta afirmasi masih lemah, khususnya terkait penerbitan dan penggunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
JCW sejak awal SPMB menerima puluhan aduan masyarakat terkait dugaan penyimpangan.
"Salah satu laporan menyebut ada calon siswa lulusan SMP swasta elit yang tinggal di rumah mewah dan punya kendaraan pribadi, tapi tetap menggunakan SKTM untuk daftar lewat afirmasi," jelasnya.
Kamba menyebut, peningkatan kuota afirmasi dari 15 persen tahun lalu menjadi 30 persen pada tahun ini membuka ruang penyimpangan yang lebih besar. Sebab kenaikan kuota tanpa disertai sistem verifikasi yang ketat justru mengundang penyalahgunaan.
Baca Juga: Pendidikan Gratis hanya Mimpi? Pemerintah Dinilai Belum Serius Tindak Lanjuti Putusan MK
"SKTM jadi semacam surat sakti yang bisa dipakai siapa saja," ujar dia.
Secara terpisah Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman, menyatakan pihaknya tidak akan mentolerir penyalahgunaan jalur afirmasi.
Ia menyatakan akan menindaklanjuti semua laporan dengan melakukan verifikasi dokumen dan pengecekan di lapangan.
Disdikpora bahkan akan membatalkan peserta jalur afirmasi SPMB SMA tahun ajaran 2025/2026 jika terbukti tidak memenuhi syarat.
"Kalau memang terbukti tidak sesuai, ya kita batalkan. Kita akan cek dokumen dan konfirmasi langsung ke lapangan. Proses pendaftaran masih berlangsung, jadi masih ada waktu untuk menelusuri," ungkapnya.
Suhirman menyatakan, proses pendaftaran SPMB saat ini masih berlangsung dan belum sampai pada tahap pengumuman hasil seleksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Kuliner Khas Riau yang Cocok Jadi Tren Kekinian, Bisa untuk Ide Bisnis!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
Terkini
-
Musik Asyik di Kafe Bisa Jadi Masalah Hukum? Simak Penjelasan Kemenkum DIY Soal Royalti Musik
-
Wali Murid Menjerit, Pungutan Seragam MAN di DIY Tembus Rp 1,8 Juta, ORI Investigasi
-
Diplomasi Indonesia Diuji: Mampukah RI Lolos dari Tekanan Trump Tanpa Kehilangan Cina?
-
BPJS Kesehatan Dicoret? Dinsos DIY Buka Layanan Pengaduan, Jangan Tunda
-
UGM Kembalikan Harta Karun Warloka! Apa yang Disembunyikan Selama 15 Tahun?