Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 13 Juli 2025 | 18:25 WIB
Ilustrasi Sekolah Dasar di Sleman (Ai.Google)

Wacanakan Regrouping

Lebih lanjut Sri Adi bilang kondisi ini memunculkan wacana penggabungan sekolah atau regrouping. Saat ini wacana tersebut masih dalam tahap kajian.

"Regrouping ini tidak hanya masalah teknis menyatukan satu sekolahan, kan tidak hanya itu tapi banyak faktor yang harus diperhatikan juga. Itu memang baru tahap kajian," ungkapnya.

Namun untuk sementara ini, pihaknya menegaskan bahwa kegiatan belajar untun SD Negeri yang kekurangan siswa tetap berjalan normal.

"Saya tegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar harus berjalan, tetap harus berjalan," tegasnya.

Tak Hanya SD

Tak hanya SD Negeri, Sri Ari menyebut jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri pun mengalami kondisi serupa. Walaupun tidak sebanyak SD tapi ada beberapa kelas SMP yang memang kurang siswa.

Dia mengatakan dari 54 SMP Negeri di Sleman secara umum terpenuhi kuotanya.

Namun terdapat 32 siswa yang tidak melakukan daftar ulang karena memilih sekolah swasta atau mengikuti orang tua pindah.

Baca Juga: Nasib Transmigran Sleman di Ujung Tanduk? Pemkab Sleman Kembali Datangi Konawe Selatan

"Kalau dihitung prosentase ya kecil, 32 diperbandingkan dengan ribu yang sudah masuk itu kecil. Kalau SD tadi saya akui ya cukup besar kekurangan muridnya," terangnya.

Ia menambahkan, berdasarkan kebijakan Kementerian, kursi siswa SMP Negeri yang tidak mendaftar ulang tidak boleh diisi ulang.

Beberapa SMP Negeri yang kurang siswa itu berada di kawasan perbatasan Sleman. Tak jarang beberapa siswa cenderung memilih sekolah di luar daerah.

Load More