Karenanya dia bertekad belajar dengan serius agar bisa lulus dan melanjutkan pendidikannya.
"Sebelum ada Sekolah Rakyat, saya awalnya mau ke SMK Pundong. Tapi semenjak ada Sekolah Rakyat, saya memang niat mau kesini. Karena biayanya kan sudah ditanggung pemerintah," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial (dinsos) DIY, Endang Patmintarsih mengungkapkan saat ini ada 275 siswa di DIY yang mengikuti Sekolah Rakyat.
Sebanyak 200 siswa di Sekolah Rakyat di Bantul, sisanya 75 siswa bersekolah di Sekolah Rakyat di Sleman.
"Para siswa tidak hanya memperoleh akses pendidikan formal gratis, tapi juga fasilitas lengkap mulai dari laptop, seragam, hingga kebutuhan pribadi sehari-hari. Makan tiga kali sehari, ada snack, sepatu, tas ransel, semua kami siapkan," paparnya.
Endang menambahkan, selama dua bulan kedepan para siswa mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat.
Waktu MPLS lebih lama dari sekolah reguler karena mereka harus beradaptasi tinggal di asrama.
"Para siswa sebagian besar berasal dari keluarga miskin jadi harus meninggalkan lingkungan lama mereka dan belajar hidup dalam sistem yang teratur dan disiplin. Mereka perlu mengenal lingkungan baru, guru, teman, kepala sekolah, dan juga aturan sekolah. Ini bukan hal mudah bagi anak-anak yang selama ini hidup di lingkungan yang serba terbatas," katanya.
Untuk itulah, dua bulan pertama di SR difokuskan sebagai masa orientasi dan pembentukan karakter. Meskipun belum memulai pelajaran akademik secara penuh, anak-anak dilatih mengenali diri, menggali potensi, dan menyesuaikan diri dengan kehidupan kolektif.
Baca Juga: Sekolah Rakyat DIY di Tahun Ajaran Baru, 275 Siswa Diterima, Pemda Siapkan MOS Berkualitas
"Disiplin dan karakter adalah fondasi utama. Pendidikan karakter ini sebenarnya sudah dimulai sejak hari pertama mereka masuk,"jelasnya.
Endang menyebut, pendekatan di sekolah tidak mirip dengan sistem semi militer.
Lewat model asrama yang penuh tantangan dan kedisiplinan, anak-anak diajak membangun masa depan dengan fondasi yang lebih kuat.
"Ada baris-berbaris, iya, seperti di sekolah umum. Tapi ini bukan militer. Ini soal disiplin dan pembentukan karakter yang kuat. Kalau kita bisa membuat anak-anak ini sukses, mereka akan jadi agen perubahan di keluarganya sendiri. Ini soal keadilan sosial dan kesempatan kedua bagi mereka yang nyaris tak punya," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Sekolah Rakyat DIY di Tahun Ajaran Baru, 275 Siswa Diterima, Pemda Siapkan MOS Berkualitas
-
PR Besar di Balik Warisan Dunia: Sumbu Filosofi Jogja Butuh Lebih dari Sekadar Tata Ruang
-
Jalur Afirmasi SPMB DIY 2025 Tercoreng Ombudsman Temukan Data Ganda dan Penyalahgunaan
-
Juli 2025, 200 Sekolah Rakyat Dibuka, Prioritaskan Guru Lokal dan Koneksi Internet
-
OJK Bantah Bisa Hapus Utang Pinjol, Jangan Sampai Jadi Korban Penipuan
Terpopuler
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Blak-blakan! Jokowi Ungkap Tujuan Perubahan Lambang PSI dari Mawar ke Gajah
-
Catut RANS Entertainment, Penipuan Bisnis Kecantikan di Pekanbaru Rugikan Rp6,8 Miliar
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
-
Sah! Pemerintah Mulai Pungut Pajak dari Pedagang E-commerce
-
Sri Mulyani Mulai Sasar Makanan Ringan Bernatrium, Siap-siap Kena Cukai!
Terkini
-
Hingga Akhir Kuartal II, Vanguard Jadi Pemegang Saham Asing Terbesar Milik BBRI
-
Terjadi Ketimpangan Fasilitas Desa dan Kota soal PET Scan, Nyawa Pasien Kanker di Ujung Tanduk
-
Polda DIY Grebek Peredaran Miras Ilegal: 1.672 Botol Diamankan, Apa Selanjutnya?
-
BRI Wealth Management Sabet Penghargaan Global Private Banker
-
Sekolah Rakyat Dimulai! Anies Beri Pesan Menohok: Program Baik untuk Rakyat Ya Dijalankan Tuntas