SuaraJogja.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menekankan pentingnya jenis kepemimpinan baru dalam menghadapi tantangan krisis lingkungan di masa depan.
Menurutnya, penyelesaian masalah lingkungan tak cukup hanya mengandalkan data dan regulasi semata.
Lebih dari itu pemimpin perlu bahkan harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat lewat pendekatan yang menyentuh emosi.
"Jadi di masa depan berhadapan dengan persoalan lingkungan hidup, itu dibutuhkan kerja semua pihak. Agar semua pihak bisa terlibat, harus ada kepemimpinan yang menggerakkan, kepemimpinan yang mengajak, kepemimpinan yang membuat semua orang terpanggil untuk ikut berbuat," kata Anies ditemui usai memberikan kuliah tamu di Global Summer Week 2025 di FEB UGM, Senin (14/7/2025).
Alumnus FEB UGM ini tak menampik bahwa fakta ilmiah dan data yang disajikan memang penting.
Namun hal itu tidak akan cukup untuk membuat orang bertindak lebih jauh.
Dia bilang perlu ada narasi yang tepat untuk mampu membangkitkan kesadaran serta keinginan untuk terlibat secara aktif.
"Data menyampaikan fakta, tapi narasi menyampaikan makna yang membuat orang terpanggil. Itu bukan semata-mata karena informasi, tapi terpanggil karena emosinya tersentuh," tegasnya.
Dipaparkan Anies bahwa jenis kepemimpinan yang dibutuhkan saat ini bukan sekadar teknokratis.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Dimulai! Anies Beri Pesan Menohok: Program Baik untuk Rakyat Ya Dijalankan Tuntas
Melainkan kepemimpinan yang mampu menyentuh perasaan kolektif masyarakat atau yang dia sebut sebagai narrative leadership.
"Nah, ke depan, kepemimpinan untuk menggerakkan usaha semua dalam urusan lingkungan hidup haruslah kepemimpinan yang membawa keterikatan emosi, yang memanggil rasa tanggung jawab, yang membagi rasa untuk terlibat, supaya semua terpanggil untuk terlibat," paparnya.
Selain itu, persoalan serta tanggung jawab untuk menjaga lingkungan hidup ke depan tak bisa hanya dibebankan kepada negara atau korporasi semata.
Semua pihak perlu terlibat aktif dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Peran individu dan rumah tangga di tengah masyarakat tak kalah penting untuk dikuatkan.
"Karena tidak mungkin masalah lingkungan hidup hanya diselesaikan oleh negara, oleh korporasi, oleh civil society, tapi juga oleh rumah tangga-rumah tangga semua, oleh pribadi-pribadi, dan itu membutuhkan kepemimpinan yang menggerakkan," tandasnya.
Seperti diketahui, kegiatan Global Summer Week 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) diikuti 65 mahasiswa yang berasal dari 11 negara yang tengah kuliah di 9 perguruan tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Utang RI Membengkak, Sri Mulyani Tetap Santai: Masih Prudent dan Terukur
-
Flexing Barang Mewah Bisa Bikin Anda 'Disapa' Petugas Pajak!
-
Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
-
4 Rekomendasi HP Gaming RAM 12 GB Memori 512 GB, Harga di Bawah Rp 5 Juta Terbaik Juli 2025
-
BPS Mendadak Batalkan Rilis Jumlah Penduduk Miskin RI Usai Adanya Perbedaan Data Dengan Bank Dunia
Terkini
-
Misteri Kematian Diplomat Kemlu: Belanja di GI untuk ke Finlandia, Lalu Ditemukan Tewas Terlakban
-
Keluarga Diplomat Arya Daru Percaya Penuh Polisi & Kemlu, Tapi Minta Satu Hal Ini dari Publik
-
Aksi Nekat di Sleman Berujung Apes, Pencuri Kepergok, Barang Curian Ditinggal
-
Anies Kritik Gaya Kepemimpinan Teknokrasi: Selamatkan Lingkungan Butuh Sentuhan Emosi
-
Hingga Akhir Kuartal II, Vanguard Jadi Pemegang Saham Asing Terbesar Milik BBRI