SuaraJogja.id - Era pembayaran tunai untuk parkir di Kota Yogyakarta segera berakhir. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta secara tegas akan mempercepat penerapan parkir digital di ratusan titik yang tersebar di seluruh wilayahnya.
Kebijakan ini tidak hanya untuk modernisasi, tetapi juga sebagai senjata ampuh untuk memberantas praktik parkir liar dan tarif "nuthuk" yang meresahkan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan percepatan ini sebagai prioritas utama. Menurutnya, digitalisasi adalah kunci untuk menciptakan sistem perparkiran yang transparan dan akuntabel.
"Saya tetap pokoknya tetap parkir itu intinya saya akan digital parking ini akan saya percepat," kata Hasto kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Saat ini, dari sekitar 700 lebih titik parkir yang ada di Kota Gudeg, baru segelintir yang telah menerapkan sistem pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Pemkot menyadari jumlah ini masih sangat kecil dan perlu ekspansi besar-besaran untuk mencapai tujuan.
"Ada 700 lebih titik parkir, sementara yang digital parking sekarang baru 10-an. Sehingga salah satu menekan supaya tidak ada nutuk-nutuk ya digital parking," tandasnya.
Untuk mewujudkan ambisi ini, Hasto telah menargetkan setidaknya 80 persen titik parkir di Yogyakarta sudah harus terintegrasi dengan sistem digital.
"Ya kalau bisa 80 persen sudah bagus saya kira, kalau 100 persen saya kira berat. Tapi kalau 80 persen, nilai 8 kan bagus. Jadi kalau bisa 80 persen ya," ujarnya.
Baca Juga: Geger Beras Oplosan di Gunungkidul? Ini Fakta Sebenarnya
Akhir dari Era Parkir 'Nuthuk' dan Liar
Langkah tegas ini diambil Pemkot Yogyakarta bukan tanpa alasan. Selain untuk menertibkan parkir di kawasan vital seperti sumbu filosofi, tujuan utamanya adalah memberantas praktik "nuthuk" atau pematokan tarif parkir di luar ketentuan yang kerap dikeluhkan warga dan wisatawan.
Dengan sistem QRIS, tarif parkir akan muncul secara otomatis sesuai dengan zona dan jenis kendaraan, sehingga tidak ada lagi ruang untuk tawar-menawar atau perdebatan di lapangan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, menjelaskan bahwa QRIS statis yang dikembangkan akan menyajikan nominal yang pasti.
"Jadi pengguna tinggal pindai kode nanti sudah otomatis muncul tarifnya," ucap Arif.
Sebagai tahap awal, sistem ini telah diuji coba dan diberlakukan di 10 ruas jalan utama yang dianggap strategis dan rawan gesekan soal tarif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
PHK 'Makin Gila', Kemiskinan Mengancam RI Akibat Ekonomi Melambat!
-
4 Rekomendasi HP Murah Infinix dengan NFC, Fitur Lengkap Tak Bikin Dompet Jebol
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
Terkini
-
Kejari Sleman Buka Kemungkinan Penggeledahan, Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata Semakin Serius
-
Berlanjut, Kejari Sleman Sita Ponsel dan Dokumen Penting Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata
-
Kejati DIY Segera Panggil Saksi Baru Kasus Dugaan Korupsi Internet Diskominfo Sleman
-
Sawah Kulon Progo Tergerus Tol: Petani Terancam, Ketahanan Pangan Dipertaruhkan?
-
Bantul Genjot Pariwisata: Mampukah Kejar Target PAD Rp49 Miliar?