SuaraJogja.id - Bupati Sleman, Harda Kiswaya memastikan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di wilayahnya tidak mengalami kenaikan pada 2025.
Ia menegaskan, kebijakan pajak akan mempertimbangkan kemampuan masyarakat agar tetap adil dan tidak membebani.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman memiliki strategi sendiri dalam menentukan arah kebijakan pajak.
"Sleman punya strategi sendiri. Saya mesti ajak bicara dengan teman-teman lurah, pamong, masyarakat, bagaimana NJOP di Kabupaten Sleman, karena pajak itu beban masyarakat. Ya kan?" kata Harda kepada wartawan, Selasa (26/8/2025).
"Makanya untuk memutuskan naik atau tidak, atau naiknya seperti apa, itu kan melihat kemampuan masyarakat. Sebagai basic-nya. Sehingga besok, kalau sudah ditetapkan, mampu dibayar," imbuhnya.
Harda menegaskan bahkan belum ada rencana kenaikan PBB-P2 pada 2026 mendatang.
Alih-alih menaikkan, ia justru mulai mempertimbangkan opsi pemutihan denda bagi masyarakat yang menunggak pembayaran.
"Belum [ada rencana kenaikan]. Bahkan saya baru berpikir, dendanya dihapuskan [pemutihan]," ujarnya.
Opsi pemutihan itu akan dibuat dengan skema subsidi silang dari berbagai sektor yang ada di Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Dana Keistimewaan DIY Dipangkas Setengah: Nasib Event Budaya Sleman di Ujung Tanduk
"Kalau kita subsidi, nanti dikasih stimulus, dikurangi, atau bahkan dihapus, berapa nilainya, kemudian, karena beban semakin naik juga, keuangan pemda bisa dapat ganti enggak, artinya subsidi silang. Sepanjang itu bisa dilakukan, akan saya lakukan," tandasnya.
Meski demikian, ia menekankan bahwa kenaikan PBB hanya akan dilakukan jika ada perubahan nyata pada objek pajak.
"Kalau misalnya, toh ada kenaikan ini untuk meningkatkan reklasnya [reklasifikasi objek], misalnya dulu tanah ada bangunannya, sekarang ada bangunannya, itu dinaikkan," ucapnya.
Harda menepis anggapan bahwa kebijakan PBB-P2 dipengaruhi oleh program efisiensi pemerintah.
Menurutnya efisiensi anggaran merupakan upaya untuk menguatkan potensi yang ada.
"Efisiensi itu perilaku lain, kalau saya. Jadi yang sudah ada, bagaimana dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bukan karena efisiensi, tapi bagaimana menguatkan potensi yang ada, menjadi sebuah pendapatan. Tapi dengan cara yang benar," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Taktik Jitu Anti Bokek: Jadikan Saldo DANA Kaget Rp249 Ribu Modal Nongkrong Akhir Pekan
-
Setelah Tragedi Sidoarjo, Ponpes di Bantul Jadi Sorotan! Kemenag Lakukan Ini
-
DANA Kaget Banjir Rejeki: Tips & Trik Jitu Klaim Saldo Gratis Hingga Jutaan Rupiah di Sini
-
Waspadai Kendal Tornado FC, PSS Sleman Janjikan Tampil Trengginas di Kandang
-
Efisiensi Anggaran "Memangkas" Kebudayaan? Komikus Yogyakarta Angkat Bicara Lewat Karya