- Program Sekolah Rakyat (SR) sudah berjalan 2 bulan
- Sejumlah siswa ada yang merasa rindu rumah dan bahkan kecanduan rokok
- Rehabilitasi menjadi pilihan yang akan ditempuh jika memang kecanduan itu sudah terlalu berat
SuaraJogja.id - Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan evaluasi terhadap program Sekolah Rakyat (SR) yang telah berjalan hampir dua bulan.
Dinamika para siswa di lapangan mulai dari kabur hingga kecanduan rokok sempat ditemukan.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkap bahwa salah satu dinamika yang muncul adalah rasa rindu rumah pada anak-anak yang baru mengikuti program dan tinggal di asrama.
"Kemudian ada juga 5 persen sekolah rakyat ini ada dinamika di lapangan, terbesar adalah homesick jadi rindu rumah," kata Gus Ipul saat membuka pelatihan wali asuh dan wali asrama di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rabu (10/9/2025).
"Ada minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga, tapi minggu keempat dan seterusnya mereka sudah mulai kerasan mulai betah, mulai nyaman," imbuhnya.
Selain itu, faktor kesehatan juga menjadi perhatian. Gus Ipul menyebut sebagian anak sempat sakit.
Mengingat kondisi fisik dan kebugaran yang belum terbiasa dengan pola hidup baru.
"Kemudian ya sakit, dengan tingkat kebugaran itu tapi seiring dengan waktu, dengan pemenuhan gizi yang baik, kemudian pembiasaan olah raga hidup yang teratur sehat, insya allah akan sehat anak-anak kita," tuturnya.
Selain itu, Gus Ipul turut mengungkap ada beberapa kasus kaburnya anak atau siswa SR dari asrama tanpa izin.
Baca Juga: Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
"Ada sedikit, enggak banyak, jangan dikira ini banyak, kabur berulang tanpa izin. Ini hanya sedikit, itu di awal-awal saja, tapi sekarang sudah sebagian balik dan sebagian ada juga yang mengundurkan diri tapi itu tidak banyak, hanya tiga atau empat orang," ujarnya.
Menurutnya, berbagai dinamika itu menjadi catatan penting bagi para wali asrama maupun wali asuh.
Ia menegaskan, dinamika seperti itu wajar terjadi di tahap awal penyesuaian.
"Tapi ini perlu disampaikan khususnya kepada wali asrama dan wali asuh. Ada saja dinamika seperti ini," imbuhnya.
Lebih jauh, ia menuturkan ada juga anak-anak yang terbawa kebiasaan buruk sebelum masuk ke Sekolah Rakyat.
Mulai dari kecanduan merokok hingga mengonsumsi minuman keras (miras).
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Jangan Sampai Salah Arah! Ini Rute Baru Menuju Parkir Pasar Godean Setelah Relokasi
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini