- Korban MBG mencapai 8 ribu orang
- Emak-emak di Jogja melakukan aksi simbolik dengan memukul panci
- MBG harus dihentikan dan di evaluasi total, setelah itu baru dijalankan dengan rancangan yang lebih matang
SuaraJogja.id - Emak-emak di Yogyakarta menyatakan sikap tegas terkait kasus keracunan massal yang diduga akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut mereka, peristiwa ini sudah masuk dalam kategori luar biasa dan tidak bisa lagi ditoleransi.
Tak hanya emak-emak, perempuan dari berbagai kalangan turut hadir dalam aksi ini. Aksi ini terdiri dari sekumpulan perempuan, ibu, akademia, aktivis, pegiat isu-isu sosial, dan seniman.
"Kita berkumpul untuk menyatakan batas sabar kami atas kondisi luar biasa peristiwa keracunan massal yang terjadi akibat program prioritas MBG di berbagai wilayah di Indonesia," kata Pegiat Suara Ibu Indonesia, Kalis Mardiasih kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).
Diungkapkan Kalis, berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), jumlah kasus keracunan akibat program ini sudah mencapai 8 ribu orang.
Sementara menurut data Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), angka keracunan tercatat sebanyak 6.618 kasus hingga Selasa (24/9/2025) malam.
"Dan kami menyerukan 5 tuntutan, tuntutan yang paling utama adalah untuk menghentikan MBG dan evaluasi total," ujarnya.
Menurut Kalis, tuntutan mereka tidak sejalan dengan sikap pemerintah yang menyatakan akan memperbaiki program sambil terus berjalan.
"Jadi bukan seperti pernyataan pemerintah yang bilang kita akan perbaiki sambil program berjalan, tidak, kita tidak menerima itu," tegasnya.
Baca Juga: Petinggi BGN Tak Ada Ahli Gizi? Latar Belakang Ini jadi Sorotan di Kasus Keracunan Massal
Ia menekankan bahwa evaluasi hanya bisa dilakukan jika program MBG dihentikan.
Program ini tidak untuk dicoba-coba apalagi bagi anak-anak.
"Kita menyerukan untuk evaluasi total dengan menghentikan program ini karena kita tidak bisa melihat program ini di uji cobakan ya, seperti dicoba-cobakan, 'oke kita nanti perbaiki', padahal di setiap harinya itu ada nyawa anak-anak masa depan bangsa yang diresikokan," tuturnya.
Lebih lanjut, Kalis mengungkap bahwa kasus keracunan dari MBG kini bahkan tak hanya menimpa anak-anak.
Melainkan juga kelompok lain yang turut mengonsumsi makanan MBG, mulai dari orang tua bahkan guru.
Sebagai bentuk protes, emak-emak yang berkumpul di kawasan Bundaran UGM itu melakukan aksi simbolik dengan memukul panci yang telah mereka bawa dari rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Antisipasi Darurat saat Nataru, Alat Pacu Jantung Otomatis Disiapkan Sejumlah Titik di Malioboro
-
Satu Armada Tembus Rata-rata 3 Kali Perjalanan Sehari, Libur Natal Wisata Jip Merapi Bawa Berkah
-
Dishub Sleman: Arus Lalu Lintas Libur Natal Masih Ramai Lancar, Rekayasa Belum Diterapkan
-
Lewat AgenBRILink, Ibu Rumah Tangga Ini Bangun Usaha & Ciptakan Lapangan Kerja di Desa