- Kemenag DIY akan memanggil seluruh kepala ponpes di DIY untuk memastikan keamanan bangunan
- Hal itu untuk menghindari kejadian nahas seperti di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jatim
- Kasus robohnya musala di Ponpes Al Khoziny harus jadi pelajaran penting bagi pengelola ponpes lain
SuaraJogja.id - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana mengumpulkan para pengasuh pondok pesantren (ponpes) guna memastikan keamanan gedung setelah insiden robohnya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kanwil Kemenag DIY, Aidi Johansyah, menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam pembangunan gedung pondok pesantren.
"Kita akan mengimbau para pengasuh ponpes agar memperhatikan keamanan bangunan, terlebih karena menyangkut keselamatan para santri," ujarnya, Kamis (2/10/2025) .
Menurut data Kemenag DIY, saat ini terdapat sekitar 461 pondok pesantren dengan total 60 ribu santri di wilayah tersebut.
Aidi menyebut sebagian besar bangunan ponpes relatif aman karena umumnya tidak bertingkat tinggi serta dibangun melalui bantuan pemerintah yang sudah sesuai standar konstruksi.
Beberapa pondok pesantren besar seperti Darul Qur'an, Ali Ma'sum, dan Binbas di Piyungan dinilai memenuhi standar pembangunan karena dibangun dengan dukungan Kementerian PUPR.
Hal yang sama juga berlaku untuk Ponpes Darul Qur’an dan As-Salam di Gunungkidul.
Meski demikian, Kemenag DIY tetap akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi bangunan ponpes.
Aidi menekankan pentingnya penerapan struktur tahan gempa mengingat Yogyakarta termasuk wilayah rawan bencana.
Baca Juga: Aktivitas Merapi Meningkat: Awan Panas Sejauh 2 KM, BPPTKG: Masyarakat Jangan Panik, Tapi...
Ia juga mengingatkan agar pengelola tidak memaksakan daya tampung santri di asrama.
Saat ini, belum ada standar khusus untuk kapasitas kamar santri, meskipun untuk ruang kelas telah ditetapkan maksimal 30 santri per rombel.
"Kami hanya mengimbau agar kamar tidak diisi terlalu penuh," jelasnya.
Selain itu, Aidi menyoroti pembangunan mandiri pondok pesantren yang dilakukan secara swadaya.
Ia berharap setiap pembangunan tetap melibatkan tenaga ahli seperti arsitek atau insinyur sipil agar kekuatan struktur bangunan terjamin.
"Swadaya boleh, tetapi sebaiknya tetap melibatkan para ahli supaya keamanan bangunan terjaga dan tidak asal dikerjakan," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
Srikandi Everest Telah Berpulang, Clara Sumarwati Wafat Usai Berjuang Melawan Sakit
-
Clara Sumarwati Pendaki Indonesia Pertama di Everest Tutup Usia
-
Ini Kata Kemenag Soal Keamanan Bangunan Ponpes di Jogja Pasca Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
-
Kerja di Luar Negeri Aman? BP3MI DIY Beri Peringatan Penting Sebelum Tergiur Gaji Tinggi
-
Jalan Sedogan-Balerante 'Dikepung' Portal! Pemkab Sleman Ambil Tindakan Tegas Atasi Truk Galian C yang Meresahkan Warga