Budi Arista Romadhoni
Rabu, 08 Oktober 2025 | 19:08 WIB
Pengamen jalanan di kawasan Malioboro. [Suara.com/Putu Ayu Palupi]
Baca 10 detik
  • Pemkot Yogyakarta resmikan 7 titik khusus bagi 116 pengamen terkurasi untuk tampil di Malioboro.
  • Lokasi tersebar di Malioboro hingga Margo Utomo, termasuk depan Beringharjo dan Plaza Malioboro.
  • Aturan ketat diterapkan dengan jadwal dan pengawasan Jogo Maton untuk menjaga ketertiban wisatawan.ertiban wisatawan.

SuaraJogja.id - Suara angklung dan petikan gitar kembali menggema di sepanjang pedestrian Malioboro, Yogyakarta.

Setelah hampir enam tahun lamanya dibatasi, para seniman jalanan kini bisa bernapas lega dan kembali mengais rezeki di jantung wisata Kota Gudeg.

Namun, mereka tak bisa lagi tampil sembarangan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta secara resmi telah menetapkan tujuh titik khusus yang menjadi 'panggung' legal bagi para pengamen.

Kebijakan yang diresmikan bertepatan dengan Hari Jadi ke-269 Kota Yogyakarta pada Selasa (7/10/2025) ini menjadi angin segar bagi ratusan musisi jalanan yang telah lolos proses kurasi ketat.

Bagi Ariska dan rekan-rekan grup musik angklungnya, ini adalah momen yang terasa seperti pulang ke rumah.

Setelah bertahun-tahun hanya bisa tampil di area terbatas, kini panggung mereka kembali terbuka di bawah sorot lampu ikonik Malioboro.

"Selama ini kami cuma bisa main di tiga titik, di Teras Malioboro, Basen, dan Ketandan. Sekarang titiknya jadi tujuh. Kami bisa gantian tampil dari jam empat sore sampai malam," papar Ariska saat ditemui di Malioboro, Rabu (8/10/2025).

Kebijakan ini bukan sekadar izin, melainkan sebuah pengakuan eksistensi bagi mereka yang menggantungkan hidup pada alunan musik di ruang publik.

Baca Juga: Dari Lorong Sempit Jadi Ladang Rezeki: Kisah Emak-Emak Rejosari Ubah Kampung Jadi Produktif di Jogja

Ini adalah jawaban atas kerinduan para seniman sekaligus solusi atas maraknya pengamen yang memaksa dan meresahkan wisatawan.

Lokasi 'Panggung' Resmi Pengamen Malioboro

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa hanya 116 pengamen yang telah lolos seleksi dan dianggap layak secara kualitas yang boleh tampil di kawasan Sumbu Filosofi.

Proses kurasi menjadi syarat utama untuk memastikan para penampil benar-benar menyuguhkan hiburan berkualitas.

"Kalau mau masuk Malioboro, ya dikurasi dahulu, Suaranya bagus, enggak," tandasnya.

Lantas, di mana saja lokasi yang menjadi panggung resmi mereka?

Load More