- Sejumlah kesenian asal Sleman disebut-sebut hampir punah
- Masyarakat didorong mengenal lagi budaya-budaya di Sleman
- Meskipun tidak ada Dana Keistimewaan, budaya di Bumi Sembada harus terus dilestarikan
SuaraJogja.id - Sejumlah kesenian tradisional di Kabupaten Sleman kini berada di ambang kepunahan.
Minimnya regenerasi dan berkurangnya minat generasi muda membuat beberapa bentuk seni tradisi terancam kehilangan penerus.
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman kini tengah berupaya keras menjaga agar seni-seni warisan leluhur ini tidak hilang dari kehidupan masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Ishadi Zayid, mengakui memang ada sejumlah kesenian tradisional kini masuk kategori hampir punah
Ia menuturkan, beberapa kesenian seperti Srandul, Sruntul, Jabar Juwes, Wayang Topeng Pedhalangan, dan Jathilan telah mendapatkan penetapan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb).
Namun, kata Ishadi, pekerjaan tak berhenti di situ justru datang setelah itu.
"PR kita adalah bagaimana kemudian kesenian-kesenian ini hidup, tumbuh, berkembang, dan lestari," tegas Ishadi, kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).
Disampaikan Ishadi, pemerintah daerah telah melakukan langkah-langkah revitalisasi untuk menghidupkan kembali seni tradisi tersebut.
"Beberapa kesenian yang sudah hampir punah itu kita revitalisasi lagi. Harapannya jangan sampai kemudian seni tradisi yang ada di Sleman yang sekarang hampir punah itu tidak ada penerusnya, hilang kan itu," ujarnya.
Baca Juga: Seni Bertemu Data: Pameran 'Life Behind Data' Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Indonesia di Jogja
Selain melakukan pembinaan, pihaknya juga mengusulkan sejumlah kesenian untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Kebudayaan.
Ishadi menegaskan bahwa pelestarian budaya tidak bisa dilakukan sendirian oleh pemerintah.
Melainkan memerlukan sinergi antara masyarakat dan pelaku budaya, terkhusus generasi muda.
Terkait program revitalisasi, Ishadi menjelaskan bahwa Dinas Kebudayaan melakukan identifikasi, pembinaan, hingga sarasehan untuk mengembangkan kesenian yang masih bertahan.
Dia menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam proses tersebut agar kesenian tidak hanya ditonton oleh kalangan tua.
"Revitalisasi berarti mengembangkan dari yang sudah ada. Jadi jangan sampai hilanglah seni tradisi kita itu," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Petani Gunungkidul Kaya Raya Panen Bawang Merah & Semangka Raup Untung Gede Berkat Lumbung Mataraman
-
Bantul Perangi Sampah Liar: 2 Warga Kena Tipiring, Efek Jera Mulai Diberlakukan
-
Keterbatasan Bukan Halangan! Ilmuwan UGM Buktikan Bisa Mendunia dengan Inovasi Berkelanjutan
-
Rencana Pembangunan Taman Budaya Sleman Masih Gelap, Anggaran Belum Jelas
-
5 Kesenian Sleman Hampir Punah: Pemerintah Turun Tangan, Tapi Mampukah Menyelamatkan?