Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 15 Oktober 2025 | 12:08 WIB
Ilustrasi kebakaran di Jogja. [Ist]
Baca 10 detik
  • Awal Oktober, kasus kebakaran di Yogyakarta naik drastis, sudah terjadi lima insiden.
  • Penyebab dominan adalah korsleting listrik, terutama menimpa rumah warga dan kos-kosan.
  • Damkarmat Yogyakarta tak hanya padamkan api, tapi juga tangani permintaan unik warga.

SuaraJogja.id - Memasuki pertengahan Oktober 2025, warga Kota Yogyakarta diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kebakaran.

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta mencatat adanya tren peningkatan signifikan kasus kebakaran yang mengkhawatirkan sejak awal bulan ini.

Hanya dalam dua pekan pertama, sudah terjadi lima insiden kebakaran yang sebagian besar melanda properti vital seperti rumah tinggal dan usaha kos-kosan. Angka ini terbilang tinggi, mengingat rata-rata kasus bulanan biasanya hanya berkisar di angka empat kejadian.

Kepala Damkarmat Kota Yogyakarta, Taokhid, mengungkapkan bahwa lonjakan kasus ini menjadi sinyal kuat datangnya musim pancaroba yang sering kali disertai peningkatan risiko kebakaran. Penyebab utama dari rentetan kejadian tersebut telah diidentifikasi.

"Ada indikasi awal bulan ini kasus kebakaran trennya naik," kata Taokhid, dikutip pada Rabu (15/10/2025).

Menurut data yang dihimpun Damkarmat, pemicu dominan dari kebakaran yang terjadi adalah korsleting atau hubungan pendek arus listrik. Total, sejak Januari hingga pertengahan Oktober, sudah tercatat 49 kasus kebakaran di seluruh wilayah Kota Pelajar.

"Rata-rata terjadi pada rumah warga dan usaha kos-kosan yang disebabkan konsleting listrik," ungkapnya.

Menghadapi situasi ini, Damkarmat Kota Yogyakarta tidak tinggal diam. Kesiapsiagaan penuh diterapkan dengan menyiagakan dua shift pasukan pemadam. Masing-masing regu berisi lima hingga enam personel yang didukung oleh 12 unit armada pemadam kebakaran yang siap meluncur kapan saja.

Namun, Taokhid menegaskan bahwa fokus utama mereka tidak hanya pada pemadaman, tetapi juga pada upaya pencegahan di tingkat akar rumput. Edukasi kepada masyarakat menjadi senjata utama untuk menekan angka kebakaran.

Baca Juga: Waspada Pestisida, Strategi Yogyakarta Jamin Pangan Aman Bebas Bahan Berbahaya

"Kami lebih mengoptimalkan edukasi ke masyarakat. Termasuk mendorong peran dari relawan dan Satgas Jaka untuk melakukan komunikasi dan edukasi ketahanan dan keselamatan kebakaran di masing-masing wilayah," tuturnya.

Ekspektasi Tinggi Masyarakat, dari Cari Mobil Hilang hingga Minta Antar Kerja

Di tengah tugas pokoknya memadamkan api, Damkarmat Kota Yogyakarta juga menghadapi tantangan unik berupa ekspektasi masyarakat yang sangat tinggi. Taokhid menceritakan, pihaknya kerap menerima permintaan pertolongan yang jauh di luar kewenangannya.

Mulai dari permintaan mencari mobil yang hilang, membantu menghadapi *debt collector*, menengahi pertengkaran suami-istri, bahkan ada warga yang minta diantar ke sekolah atau tempat kerja pada dini hari karena merasa takut.

"Tantangan kita justru ekspektasi masyarakat yang begitu tinggi dan kadang permintaan masyarakat di luar kewenangan Damkarmat. Tapi tidak apa-apa, itu bagian dari bagaimana kita menyatu dengan masyarakat," ungkapnya.

"Sebatas itu tidak menganggu tugas pokok kami, tidak memberatkan dan tidak merugikan atau memerlukan biaya. Kita tetap biasanya tetap datang dan edukasi," imbuh Taokhid.

Load More