Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 16 Oktober 2025 | 13:28 WIB
Joglo yang roboh di kawasan Sinduadi, Mlati, pada Rabu (15/10/2025) siang kemarin. (dok.Istimewa)
Baca 10 detik
  • Hujan deras disertai angin menimbulkan beberapa bangunan roboh
  • Delapan orang terluka masih dalam perawatan
  • BPBD Sleman membantu asesmen dan evakuasi bangunan roboh

SuaraJogja.id - Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Haris Martapa, mengungkapkan kondisi terkini para korban luka akibat bangunan joglo yang roboh diterjang angin kencang di kawasan Sinduadi, Mlati, pada Rabu (15/10/2025) siang.

Adapun insiden tersebut terjadi di tengah hujan deras disertai angin yang melanda sebagian wilayah Sleman siang kemarin.

Disampaikan Haris, seluruh korban telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Saat ini masih ada tiga orang yang menjalani perawatan intensif.

"Ya kemarin ada hujan kenceng, kemudian salah satu memang ada joglo yang 'ndeprok' [ambruk] itu, korbannya ada 8 terus dibawa ke rumah sakit, ini masih ada 3 yang di rumah sakit mudah-mudahan bisa sembuh," kata Haris kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).

Disampaikan Haris, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sleman kemarin telah langsung turun ke lokasi sesaat setelah kejadian untuk melakukan evakuasi korban dan asesmen cepat terhadap kerusakan bangunan.

Saat ditanya mengenai kondisi luka yang dialami para korban, Haris mengaku belum mendapatkan rincian medis secara lengkap.

"Ya secara medis saya kurang begitu paham cuma memang harus nginap di rumah sakit," ucapnya.

Akibat insiden ini, BPBD Sleman memberikan bantuan awal dalam bentuk pembersihan lokasi dan koordinasi dengan pihak terkait.

Baca Juga: Sleman Porak-Poranda: 8 Luka-Luka Akibat Hujan Angin, Joglo Kos Roboh

Sementara untuk biaya korban telah difasilitas oleh BPJS milik yang bersangkutan.

"Beliau karena sudah ada BPJS menggunakan BPJS, kemudian pembersihan dan sebagainya kita bantu dari TRC," terangnya.

Lebih lanjut, Haris menyoroti kondisi bangunan joglo yang belakangan marak dibangun di kawasan Sleman.

Menurutnya, struktur joglo perlu diperhatikan lebih lanjut mengingat sudah ada beberapa kasus serupa.

Haris turut meminta masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bahaya saat cuaca ekstrem.

"Ini masih diteliti, tapi enggak tau ini ada beberapa joglo yang kebetulan banyak yang 'ndeprok' [roboh] gitu. Monggo warga yang punya joglo terutama yang joglo baru itu untuk bisa diamati, mungkin ketika membangun apakah itu ambles atau apa kan memang bisa diteliti masing-masing," sebut dia.

Load More