- Bantul menggunakan cara mengatur sampah di setiap wilayahnya sendiri-sendiri
- 60-70 persen sampah di Bantul merupakan sampah organik
- Bupati Bantul, mengingatkan penanganan sampah terletak dari budaya masyarakat yang sadar kebersihan
SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul menyiapkan peta penanganan sampah dengan strategi berbeda di setiap wilayah, mulai dari kawasan utara, tengah, selatan, hingga daerah perumahan.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan program Bantul Bersih Sampah 2025 atau Bantul Bersama.
Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, menjelaskan bahwa sistem pengelolaan sampah tidak bisa disamakan antarwilayah karena karakteristik lingkungan dan kondisi masyarakat berbeda.
"Untuk wilayah selatan misalnya, masyarakat masih memiliki lahan, sehingga bisa menggunakan metode jugangan atau komposter. Jika tidak memungkinkan, bisa memakai sistem biopori atau losida. Prinsipnya, sampah organik harus diolah tuntas di rumah," ujarnya dikutip dari Harianjogja.com, Minggu (19/10/2025).
Bambang menyebut, sekitar 60–70 persen sampah di Bantul merupakan sampah organik yang dapat diolah langsung di tingkat rumah tangga.
"Jika total timbulan sampah sekitar 100 ton per hari, maka 60–70 ton di antaranya adalah organik. Bila pengolahan dilakukan dari rumah, beban TPST bisa jauh berkurang," jelasnya.
Namun demikian, masih ada 25–30 persen atau sekitar 30 ton sampah per hari yang belum tertangani optimal.
"Kami masih bergantung pada tempat pengelolaan sampah. Kalau sampah tidak dipilah sejak awal, mesin jadi bekerja lebih berat dan umur alat berkurang," tambahnya.
Sejak TPA Piyungan berhenti menerima sampah dari Bantul pada 2024, DLH berfokus menangani sekitar 100 ton sampah setiap hari melalui berbagai skema.
Baca Juga: Sekolah Aman, Anak Nyaman: Bantul Latih Ribuan Guru Jadi Garda Terdepan Anti Kekerasan
Sebagian diolah oleh bank sampah dan TPST, sementara sebagian lainnya belum tercatat karena keterbatasan laporan dari jasa pengangkut.
"Ke depan, kami akan mendorong semua pengangkut dan masyarakat melaporkan data sampah supaya bisa kami petakan secara akurat. Peta pengelolaan ini akan menjadi dasar kebijakan selanjutnya," ujar Bambang.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan bahwa kunci utama penyelesaian masalah sampah bukan hanya pada infrastruktur, tetapi juga perubahan budaya masyarakat.
"Pemkab sudah membangun beberapa TPST seperti di Modalan, Dingkikan, Tamanan, Potorono, dan ITF Bawuran. Ada yang memakai insinerator, ada yang menghasilkan RDF, serta ada yang diolah menjadi pupuk organik. Namun, semua itu tidak akan efektif tanpa kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan," katanya.
Menurut Halim, perubahan perilaku menjadi fondasi penting dalam mewujudkan Bantul Bersih Sampah 2025.
Pemerintah juga telah mendorong ASN untuk mulai mengolah sisa makanan di rumah menggunakan biopori atau komposter.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bidik Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Pemkot Jogja Dorong Tambahan Direct Flight
-
Usai Viral Sebut Jokowi Bukan Alumni, Layanan LISA AI UGM Tak Bisa Digunakan
-
Gudeg Legend di Jogja Sediakan Makanan Gratis, Sajikan Menu Nusantara untuk Perantau Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
UGM Buka Peluang Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera