- Naskah sejarah kuno di Sleman dimiliki banyak oleh warga
- Meski dimiliki warga, namun naskah kuno ini tak tersampaikan, padahal memiliki nilai sejarah
- Kendalanya adalah bahasa yang tak dimengerti oleh masyarakat saat ini
SuaraJogja.id - Kabupaten Sleman ternyata menyimpan banyak naskah kuno yang berharga.
Tak sedikit masyarakat yang mewarisi lembaran tua itu tanpa benar-benar memahami isinya.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi.
Ia bilang naskah kuno yang beredar di Bumi Sembada biasanya diwariskan turun-temurun dan disalin secara manual oleh masyarakat pada masa lampau.
"Jadi ada di Sleman ada beberapa orang yang memiliki naskah kuno, kalau sekarang bisa dicopy diperbanyakan, kalau dulu tulisan masih Jawa kuno, kemudian diperbanyak oleh orang lain, dari serat satu ke yang lain," kata Shavitri, dikutip, Selasa (21/10/2025).
Namun, sebagian besar pemilik naskah kuno itu tidak mengetahui apakah dokumen tersebut memiliki nilai sejarah atau tidak.
"Mereka tidak tahu harus diapakan, apakah memiliki nilai sejarah. Itu kemudian yang minta kepada kami untuk mengalihmediakan," imbuhnya.
Menariknya, Shavitri mengungkap ada fenomena unik di tengah masyarakat bahkan instansi yang enggan membuka naskah kuno karena takut.
Pasalnya diyakini memiliki kekuatan sakral dan semacamnya.
"Ada cerita ketakutan untuk membuka naskah kuno. Jadi sebenarnya bukan sakral atau mistis tapi karena memahami isinya tidak bisa," ucapnya.
Dia mengatakan pihaknya telah melakukan upaya pengalihmediaan terhadap naskah-naskah kuno milik masyarakat maupun instansi tersebut.
"Kami juga telah pengalihmediaan, untuk naskah-naskah kuno. Jadi ternyata di Sleman banyak masyarakat yang memiliki naskah kuno yang ini memiliki nilai pengetahuan, tapi generasi kita tidak bisa membacanya," tuturnya.
Disampaikan Shavitri, naskah-naskah tersebut sebagian besar ditulis dalam aksara yang sulit dipahami masyarakat masa kini.
Sehingga tak sedikit yang tidak mengerti makna maupun arti dari naskah kuno itu.
"Karena naskah kuno itu ada yang ditulis huruf Jawa kuno atau huruf Arab tapi bacaan Jawa kuno atau bahasa Jawa," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Aman & Tertib? Polda DIY Klaim 18 Unjuk Rasa di Oktober Berjalan Lancar, Ini Faktanya
-
Dari Wayang hingga Seni Kontemporer: Biennale Jogja 2025 Siap Gebrak Yogyakarta
-
1 Tahun Prabowo-Gibran, Trah HB II Kritik Keras: Pemerintah Lamban Kembalikan Manuskrip Rampasan Geger Sepehi
-
Ambarrukmo Atisomya Hadirkan Kemewahan Warisan Budaya dan Pengalaman Tak Tertandingi di Yogyakarta
-
Kasus Korupsi Kuota Haji Kemenag Memanas, KPK Sasar Pengelola Travel Umroh di Jogja