- Cuaca panas yang tiba-tiba hujan menjadi musim peralihan yang harus diwaspadai warga
- Potensi bencana di antaranya longsor, pohon tumbang dan banjir
- BPBD DIY memberikan bantuan alat untuk mitigasi bencana alam
Meski skalanya masih ringan, BPBD DIY menilai kejadian tersebut sebagai sinyal awal dari meningkatnya aktivitas cuaca ekstrem.
Berdasarkan data BPBD DIY, Kabupaten Kulon Progo masih menjadi daerah paling rawan terhadap tanah longsor.
Wilayah perbukitan menoreh dan desa-desa di sekitar lereng menjadi titik yang perlu diwaspadai.
Meski begitu, daerah lain seperti Sleman, Bantul, dan Gunungkidul juga memiliki potensi bencana serupa, terutama di kawasan bantaran sungai.
Kombinasi antara curah hujan tinggi dan tanah yang mulai jenuh air bisa menyebabkan gerakan tanah di sejumlah wilayah dataran tinggi.
"Kalau potensi bencana longsor memang Kulon Progo yang paling tinggi. Tapi tidak menutup kemungkinan juga itu terjadi di pinggir-pinggir sungai, baik di wilayah perkotaan maupun di daerah Sleman, Bantul, maupun Gunungkidul. Semuanya memiliki potensi," tandasnya.
Noviar menambahkan, untuk mendukung kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan, BPBD DIY memastikan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) siap digunakan sewaktu-waktu jika terjadi bencana.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebutuhan tanggap darurat, termasuk pengadaan bronjong untuk menahan erosi dan material longsor. Namun, stok bronjong saat ini sudah habis.
Karenanya BPBD akan melakukan pengadaan ulang jika situasi darurat terjadi pada tahun ini.
Baca Juga: Latih Ratusan KTB, Pemkot Yogyakarta Siap Perkuat Ketahanan Masyarakat Hadapi Bencana
Dari pengalaman tahun lalu, pengadaan bronjong mencapai nilai sekitar Rp500 juta dan seluruhnya sudah digunakan.
"Sekarang stok kita kosong. Nanti kalau terjadi bencana, maka kita akses dana BTT untuk pembelian bronjong,” jelasnya.
BPBD ke depan juga menyiapkan program pengadaan sarana dan prasarana kebencanaan untuk 15 Kelompok Penanggulangan Bencana (Kelpana) pada tahun anggaran 2026.
Hingga saat ini, terdapat 358 Kelpana aktif yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di DIY.
Bantuan yang diberikan bukan uang tunai, melainkan peralatan, seperti cangkul, angkong, linggis, chainsaw, gergaji, tenda, mantel, dan sebagainya. Total bantuan yang dibagikan sekitar 13 jenis peralatan.
Noviar berharap, dengan cuaca yang semakin tidak menentu, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar lereng perbukitan, bantaran sungai, dan kawasan dengan pepohonan besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
- 
            
              4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
- 
            
              Bantul Rombak Pejabat Tinggi! Ini Alasan dan Janji Bupati Soal Pelayanan Publik
- 
            
              Strategi Jitu Jogja Dongkrak Wisata Saat Sepi Pengunjung, Ini Rahasianya
- 
            
              Setahun Prabowo-Gibran: Kedaulatan Energi Nol Besar! Pengamat: Kebijakan Setengah Hati
- 
            
              DANA Kaget Gratis untuk Warga Jogja, Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktifnya
- 
            
              DIY Siaga, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem dan Bencana Susulan Mengintai