- Bandara YIA resmi menjadi embarasi haji untuk wilayah seluruh Yogyakarta dan Karesidenan Kedu, Jateng
- Embarkasi ini beroperasi pada 2026 mendatang
- Diketahui pada 2026 ada sekitar 8.000 jamaah haji yang akan berangkat dari DIY
Yang membuat embarkasi YIA unik, lanjutjua DIY memperkenalkan konsep baru bernama 'hotel haji'.
Ini merupakan model penginapan sementara berbasis kerja sama dengan hotel komersial di sekitar bandara.
Model tersebut menjadi terobosan pertama di Indonesia, menggantikan konsep asrama haji konvensional yang selama ini umum digunakan di daerah lain.
"Kalau hotel, standarnya sudah jelas dan memberi kenyamanan bagi jamaah. Mereka bisa belajar persiapan haji, beristirahat dengan nyaman, dan diberangkatkan langsung dari lokasi yang sama. Ini model baru dan pertama di Indonesia," jelasnya.
Ni Made menambahkan, sistem ini bersifat fleksibel. Jika jumlah jamaah meningkat, hotel-hotel lain di kawasan bandara dapat ikut dimanfaatkan.
Dengan begitu, seluruh proses, mulai dari manasik, keberangkatan, hingga kepulangan dan urusan imigrasi dapat dilakukan di area yang sama.
Namun ia menegaskan keberhasilan embarkasi YIA bergantung pada kesiapan daerah, terutama Kabupaten Kulon Progo.
Selain infrastruktur bandara dan hotel, keberadaan sarana pendukung seperti fasilitas kesehatan, layanan koperasi, dan pusat oleh-oleh menjadi hal penting untuk memastikan seluruh kebutuhan jamaah terpenuhi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Bapperida Kulon Progo. Semua pihak bergerak cepat karena musim haji sudah dekat. Kolaborasi dan komunikasi jadi kunci utama," ujarnya.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Ancam Pangan DIY? Ini Strategi Pemda Amankan Stok Hingga Akhir Tahun
Embarkasi YIA juga diharapkan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Selama proses pemberangkatan dan pemulangan, aktivitas ekonomi di sektor perhotelan, kuliner, transportasi, dan produk UMKM lokal akan meningkat signifikan.
Dengan peresmian ini, Yogyakarta menjadi salah satu daerah dengan sistem penyelenggaraan haji paling modern di Indonesia.
Tak hanya meningkatkan pelayanan bagi jamaah, tetapi juga memperkuat posisi YIA sebagai bandara internasional strategis yang mendukung kegiatan keagamaan, ekonomi, dan pariwisata di wilayah selatan Jawa.
"Manfaatnya tidak hanya untuk pelayanan ibadah, tapi juga untuk ekonomi daerah. Produk lokal, oleh-oleh, dan jasa transportasi akan ikut terdorong," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
124 Ribu Warga Yogyakarta Terancam? BGN Desak Dinkes Perketat Izin Dapur MBG
-
Jamaah Haji DIY Tak Perlu ke Solo Lagi, Embarkasi Langsung dari YIA Mulai 2026
-
Kronologi Pembunuhan Perempuan di Gamping: Dari Penolakan Cinta Hingga Cekcok yang Hilangkan Nyawa
-
Awalnya Mau Kasih Uang, Akhirnya... Tragedi di Sleman Ungkap Fakta Hubungan Asmara Berujung Maut
-
Motif Pembunuh Wanita di Gamping Sleman, Cinta Ditolak Pisau Bertindak