"Lha sekarang yang mau memanfaatkan [airnya] tidak ada. Makanya kami putuskan untuk ditunda dulu," kata Gatot.
Jika pemda tetap menjalankan tahapan KPBU untuk SPAM Kamijoro tahun ini, hal itu tidak efektif. Dikarenakan sampai saat ini proses pembangunan NYIA juga belum selesai. Begitu juga dengan proyek Aero Metropolis di Kulonprogo juga masih belum selesai.
"Belum ada ‘pasiennya’. Memang masalah sampah, air dan transportasi kami berikan subsidi tidak masalah. Sebab kami mengutamakan masalah layanan," katanya.
Saat ini, katanya, Pemda bersiap menjalankan skema KPBU untuk TPST Piyungan. Langkah pertama yang disiapkan adalah dokumen kajian awal atau pra studi kelayakan. Jika seluruh proses selesai, dokumen perencanaan lelangnya segera ditawarkan ke investor.
Baca Juga:Khilaf Bikin Mata Agus Buta, Diah: Istri Mana yang Rela Suami Direbut Orang
"Kalau buka TPST baru biaya bisa lebih besar dan lama. Yang minat KPBU untuk TPST Piyungan banyak," katanya.
Kepala Balai Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY Kuncoro mengatakan, selama ini sampah-sampah yang masuk ke TPST Piyungan bukan berbentuk residu.
Kondisi tersebut menyebabkan kondisi TPST tersebut semakin overload. "Seharusnya pemilahan ada di hulu. Persoalan sampah di DIY lebih banyak di hulu. Kalau kami sangat optimalkan, tahun 2020-2021 masih bisa bernafas," katanya.
Dia berharap KPBU TPST Piyungan bisa diterapkan untuk menjawab persoalan sampah yang terjadi saat ini. Sebab masalah teknologi pengelolaan sampah biayanya tidak sedikit.
Belum lagi tingkat kecocokan penerapannya. Menurutnya, penerapan teknologi disejumlah TPST tidak seluruhnya dikatakan berhasil.
Baca Juga:Ditjen Hubud Minta Maskapai Patuhi Aturan Baru Tarif Pesawat
"Alangkah baiknya bagaimana budaya masyarakat untuk mengurangi sampah lebih ditingkatkan lagi. Seperti memilah sampah dan lainnya'," katanya.