Hasil Ngojek Sehari Rp100 Ribu, Ayah Korban Klitih Bingung Bayar Operasi

Yulianto mengaku, selama menjadi driver ojek daring hanya bisa meraup Rp100 per hari di kala ramai penumpang.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 08 November 2019 | 14:14 WIB
Hasil Ngojek Sehari Rp100 Ribu, Ayah Korban Klitih Bingung Bayar Operasi
Ayah korban klitih di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yulianto (39) saat ditemui di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (8/11/2019) - (SUARA/Baktora)

SuaraJogja.id - Aksi klitih yang terjadi di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, memunculkan fakta yang mengelus dada. Ayah korban, Yulianto, hanya bekerja sebagai tukang ojek daring untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kini ia pun harus merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya perawatan yang mencapai Rp9 juta lebih, setelah Bagus Rifki, putranya, yang merupakan siswa SMAN 1 Tempel, menjadi korban kejahatan klitih pada Selasa (5/11/2019) sekitar pukul 16.30 WIB.

"Biaya sementara untuk operasi Rp9 juta. Itu belum ditambahkan dengan biaya rawat inap dan obatnya. Saya masih memikirkan caranya untuk melunasi biaya sebesar itu. Sehari-hari saya hanya ngojek (ojek online)," katanya saat ditemui SuaraJogja.id, Jumat (8/11/2019).

Yulianto mengaku, selama menjadi driver ojek daring, ia hanya bisa meraup Rp100 per hari dari 18 kali order. Itu pun jika ramai penumpang.

Baca Juga:Polisi Akui Sleman Rawan Klitih, Kejadiannya Berkala

"Jadi setidaknya saya harus mendapat 18 kali order (penumpang), sehingga bisa mendapat 20 poin. Satu order dihargai Rp8 ribu. Jadi dapat Rp120 ribu sehari, nah Rp20 ribu ini untuk bensin dan makan. Jadi sehari-hari hanya Rp100 ribu pendapatan bersihnya. Jika untuk melunasi biaya itu (rumah sakit) saya kesulitan," tutur Yulianto.

Dia mengaku, sehari-hari pekerjaan tersebut ia lakoni selama 12 jam, dari pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB. Namun, belakangan ini, kata dia, sedang sepi penumpang.

"Hari ini sepi terus, saya juga bingung harus mencari tambahan biaya dari mana. Saya hanya pasrah ini," keluhnya.

Hingga kini Yulianto hanya bisa mencoba bertahan dengan keadaan. Ia berharap anaknya segera pulih dan kembali ke rumahnya di Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang supaya bisa fokus kembali mencari nafkah dan pelunasan biaya rumah sakit.

Bagus sendiri kini sudah dalam kondisi yang lebih baik. Operasi tengkorak sisi kanan juga berhasil dilakukan dokter, dan saat ini Bagus masih menginap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Baca Juga:Yogyakarta Diteror Begal Klitih, Polisi Tangkap Anak Sekolah

Sementara itu, menanggapi aksi klitih yang belakangan kembali marak terjadi, Polres Sleman tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Melalui Polsek Tempel, sejumlah saksi mata telah diperiksa sebagai upaya kepolisian mencari si pelaku klitih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini