SuaraJogja.id - Seorang warga Manokwari, Papua Barat dibuat geram oleh Sriwijaya Air. Pasalnya, maskapai ini membatalkan penerbangan mereka secara sepihak tanpa memberi informasi jauh hari.
Banyak calon penumpang yang menjadi korban akibat pemutusan kerja sama antara maskapai Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia. Karena pecah kongsi dua maskapai itu pula, sejak Kamis (7/11/2019), banyak calon penumpang yang telantar di Bandara Adisucipto Yogyakarta .
Supriyanto, calon penumpang yang bakal terbang ke Manokwari, lantas geram dengan keputusan Sriwijaya Air yang membatalkan penerbangannya. Pria 60 tahun ini mengatakan, akan kembali ke Papua Barat pada Jumat (8/11/2019) pukul 22.00 WIB, tetapi rencananya itu terhambat gara-gara Sriwijaya Air.
"Saya cukup emosi dengan pembatalan ini. Sebab kami baru mendapat kabar pada Kamis (7/11/2019) sore. Mereka memberitahunya mendadak, seharusnya jika ingin membatalkan harus dua pekan atau satu bulan sebelumnya. Tidak seperti ini," kata dia pada SuaraJogja.id, Jumat (8/11/2019).
Baca Juga:Kisruh Garuda dan Sriwijaya, Calon Penumpang Menumpuk di Bandara Juanda
Supriyanto mengaku kecewa dengan keputusan tersebut. Pihaknya pun meminta ganti rugi kepada Sriwijaya Air dengan berupa penerbangan dengan maskapai lain.
"Saya jelas minta ganti rugi terhadap layanan tak memuaskan ini. Mereka tadinya memberi banyak opsi. Tapi saya tetap meminta untuk diganti dengan penerbangan lain karena tiket yang saya bayarkan cukup besar," tambah dia.
Sriwijaya Air, kata Supriyanto, memberikan sejumlah opsi, dari penarikan tiket (refund) sampai memberikan pelayanan hotel. Namun, jika harus mengambil salah satu opsi tersebut, dia tak memiliki waktu lantaran harus kembali bekerja.
"Masa cuti saya satu bulan sudah habis. Jadi tidak ada waktu lagi untuk mengambil opsi-opsi itu. Apalagi jika refund, kami harus menunggu dua Minggu untuk mendapatkannya," jelas dia.
Supriyanto menerangkan, dirinya membawa lima orang keluarga untuk kembali ke Manokwari, dengan tiket yang ia beli sebesar Rp2.420.000 untuk setiap orang.
Baca Juga:Imbas Cerainya Garuda-Sriwijaya, Penumpang di Bandara Adisutjipto Terlantar
"Total harga tiket yang saya beli Rp12.100.000. Itu uang yang besar. Makanya saya memilih untuk diganti dengan maskapai lain. Jika tidak begitu, saya tidak segera pulang," tambahnya.
- 1
- 2