SuaraJogja.id - Balai Penelitian dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan telah terjadi awan panas letusan Gunung Merapi pada tanggal 9 November 2019 pukul 06:21 WIB.
BPPTKG menyebut awan panas letusan tercatat di seismogram dengan amplitudo max. 65 mm dan durasi ± 160 detik. Terpantau kolom letusan setinggi 1.500 m dari puncak condong ke Barat. Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan apakah terjadi hujan abu ataupun tidak.
Namun dalam pengamatan BPPTKG Sabtu (9/11/2019) mulai pukul 00.00-06.00 WIB, terpantau cuaca di puncak Merapi mendung. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 14.5-20 °C, kelembaban udara 61-95 %, dan tekanan udara 569-709 mmHg.
Secara visual Gunung terlihat jelas, di mana Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 20 m di atas puncak kawah.
Baca Juga:Wanita Ini Jual Keperawanan, Dibeli Orang Partai Senilai Rp 23 Miliar
Intensitas kegempaan Low Frekuensi terjadi satu kali, Amplitudo 3 mm dan berdurasi selama 8.5 detik. Sementara gempa Hybrid/Fase Banyak juga hanya sekali terjadi dengan Amplitudo : 10 mm, S-P : 0.4 detik berdurasi 6 detik. Gempa vulkanik Dangkal juga terjadi sekali dengan amplitudo 60 mm dan durasi 13 detik.
BPPTKG menghimbau area dalam radius 3 km dari puncak G. Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi. Dan .asyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.
Kontributor : Julianto