SuaraJogja.id - Butet Kartaredjasa mengenang almarhum adiknya, Djaduk Ferianto, sebagai sosok pekerja keras, disiplin, dan selalu menyiapkan semuanya secara perfeksionis, sehingga dirinya memaklumi, setiap persiapan proyek seni yang dilakukan Djaduk pasti membutuhkan energi yang menyedot konsentrasi melebihi dosisnya.
Butet mengaku baru saja pulang dari Surabaya sekitar pukul 01.00 WIB dan sampai rumah sekitar pukul 02.30 WIB. Di Surabaya, dirinya juga tengah mempersiapkan sebuah pertunjukan yang akan digelar pada 6 dan 7 Desember 2019 mendatang bersama para pensiunan.
"Di mana semestinya Teater Gandrik tampil, dan Djaduk yang akan menyutradarainya seperti pementasan sebelumnya," ujar Butet pada para wartawan, Rabu (13/11/2019).
Butet pun mengaku belum mengetahui, apakah pementasan Teater Gandrik di Surabaya nanti akan tetap dilaksanakan atau tidak.
Baca Juga:Djaduk Ferianto Meninggal, Tinggalkan Proyek Ngayogjazz 2019
Ia mengaku tidak bisa membayangkan ketika harus pentas membawakan keceriaan di tengah suasana duka seperti yang dia rasakan saat ini. Hal tersebut tentu membutuhkan perjuangan tersendiri untuk menata suasana hati agar tetap menghadirkan atmosfer penuh kejenakaan.
"Teman-teman Gandrik juga dateng. Tetapi saya belum tahu bagaimana," tambahnya.
Hanya saja, dirinya berpesan agar Ngayogjazz tetap dilaksanakan pada Sabtu (16/11/2019) pekan ini sebagai "monumen" terakhir Djaduk Ferianto di dunia seni. Selain itu, Butet juga mengatakan bahwa Djaduk, bersama grup musiknya, Kuaetnika, tengah mempersiapkan pementasan Cape Town International Jazz Festival di Cape Town, Afrika Selatan pada akhir Maret 2020 mendatang.
Ia dan Djaduk telah pergi ke Afrika Selatan akhir September lalu. Nantinya, dalam pementasan tersebut Djaduk akan berkolaborasi dengan vokalis dan pemusik perkusi dari Johannesburg dan dari Cape Town.
Sembari tersedu, Butet mengatakan, waktu bersama dirinya di puncak gunung tertinggi di Afrika, Djaduk mengaku telah menemukan melodi yang akan dimainkan saat berkolaborasi dengan pemusik dari Afrika tersebut.
Baca Juga:Seniman Djaduk Ferianto Meninggal Dunia, Sejumlah Tokoh Tanah Air Berduka
"Lalu dia bersiul-siul, dia rengeng-rengeng kemudian dia rekam melodinya. Dan bro Djaduk Begitu tiba di Indonesia langsung menceritakan kepada kawan-kawannya bahwa dirinya sudah mempersiapkan melodi yang akan digunakan untuk kolaborasi," ungkap Butet.
"Dan tadi pagi saya meminta izin istrinya untuk membuka file handphone-nya guna mencari melodi tersebut. Dan akhirnya ketemu juga melodi yang ia ciptakan di Table Mountain tersebut. Mudah-mudahan kawan-kawan Kuaetnika, yang sudah biasa bekerja sama dengan Djaduk bisa mewujudkan musik tersebut," tambahnya dengan terbata-bata.
Kontributor : Julianto