Ini Pengakuan Pedagang Shopping Center Usai Buku Bajakannya Disita Polisi

Untung menjelaskan, selama ini pedagang tidak mengetahui akses langsung ke penerbit utama.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 27 November 2019 | 17:56 WIB
Ini Pengakuan Pedagang Shopping Center Usai Buku Bajakannya Disita Polisi
Salah seorang pedagang buku, Untung (51), saat diwawancarai di Shopping Center Yogyakarta, Rabu (27/11/2019) - (SUARA/Baktora)

SuaraJogja.id - Sejumlah pedagang buku yang berjualan di Shopping Center Yogyakarta mengaku kesulitan mendapat akses ke penerbit utama untuk menjual buku asli. Karena salah satu faktor tersebut, pedagang memilih mencari buku bajakan yang lebih mudah didapatkan dari agen penjual buku selain penerbit aslinya.

Pengakuan itu disampaikan setelah Konsorium Penerbit Jogja (KPJ) bersama Polda DIY serta Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin)  menyita puluhan buku bajakan di Shopping Center Yogyakarta, Rabu (27/11/2019).

Menanggapi penyitaan tersebut, sejumlah pedagang buku di Shopping Center mengeluh soal sulitnya akses buku ke penerbit utama, sehingga sejumlah oknum pembajak memanfaatkan hal tersebut untuk menjual buku bajakan yang akses dan harganya lebih murah.

"Kami memang paham itu buku bajakan, ya dari penyitaan ini harapannya penerbit bisa memberi fasilitas serta akses yang lebih mudah bagi pedagang. Artinya mereka [penerbit] bisa menyuplai pedagang agar kami bisa menjual buku yang asli," terang perwakilan pedagang Shopping Center, Untung (51), kepada wartawan, Rabu (27/11/2019).

Baca Juga:Sambut Tahun Baru 2020, Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hadirkan Altitude 81

Untung menjelaskan, selama ini pedagang tidak mengetahui cara mengakses langsung ke penerbit utama. Di sisi lain, hanya beberapa pedagang yang mendapat suplai buku asli dari penerbit asli.

Sejumlah pedagang melayani pembeli di Shopping Center Yogyakarta, Rabu (27/11/2019) - (SUARA/Baktora)
Sejumlah pedagang melayani pembeli di Shopping Center Yogyakarta, Rabu (27/11/2019) - (SUARA/Baktora)

"Sejauh ini tidak semua pedagang dimudahkan untuk mendapat akses [suplai buku asli dari penerbit] tersebut, sehingga tak sedikit pedagang memanfaatkan pengedar yang menyediakan buku sesuai permintaan konsumen," terangnya.

Disinggung soal harga, Untung tak menampik bahwa buku bajakan memang lebih murah dibanding buku asli. Faktor tersebut juga menjadi salah satu mengapa jamak pedagang yang memilih menjual buku bajakan dibanding aslinya.

"Kalau harga memang ada pengaruh, di pasar kan persaingan cukup tinggi, apalagi konsumen mencari buku yang murah. Selain itu soal harga memang berbeda jauh, bisa dibilang 30 persen lebih murah dari buku asli," terang dia.

Untung mengungkapkan, pedagang tidak mempermasalahkan soal harga yang ditetapkan penerbit. Meski Shopping Center dikenal sebagai toko yang menjual buku dengan harga murah, pihaknya mendukung KPJ untuk memerangi buku-buku bajakan itu.

Baca Juga:Prediksi Liverpool Vs Napoli, Perebutan Tiga Poin Krusial di Anfield

"Kami memiliki semangat yang sama untuk memerangi buku bajakan ini. Kami juga sudah sering melakukan pertemuan dengan pihak penerbit untuk tidak lagi menjual buku bajakan di sini. Soal harga apakah minta dikurangi atau tidak itu kebijakan penerbit, kami akan ikuti soal harga yang mereka tetapkan," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak