Musim Hujan Tiba, Ini Tiga Kecamatan di Gunung Kidul yang Rawan Banjir

Sejumlah kawasan di Gunung Kidul masuk daerah rawan banjir.

Galih Priatmojo
Senin, 30 Desember 2019 | 15:55 WIB
Musim Hujan Tiba, Ini Tiga Kecamatan di Gunung Kidul yang Rawan Banjir
Ilustrasi hujan. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Gunung Kidul selama ini masih dikenal sebagai salah satu wilayah yang selalu mengalami kekurangan air bersih ketika musim kemarau melanda. Bahkan pada kekeringan tahun ini hampir semua Kecamatan dilanda kekurangan air bersih yang cukup parah.

Namun demikian meskipun berada di wilayah ketinggian ternyata Gunung Kidul juga rawan terhadap bencana banjir. Beberapa titik di kabupaten Gunung Kidul merupakan daerah rawan bencana banjir.

Bencana banjir di wilayah ini dipicu oleh melonjaknya debit air di sungai ataupun juga genangan air yang melimpah di suatu kawasan.

Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul, Eddy Basuki mengatakan, bencana banjir rawan terjadi di sepanjang aliran beberapa sungai yang ada di Gunung Kidul. Banjir sering terjadi di sepanjang Sungai Oya, sungai Besole dan sungai Gedangsari.

Baca Juga:Didekati Empat Partai, Rektor UNY Pede Maju Pilkada Gunung Kidul 2020

"Biasanya sungai-sungai ini tak mampu menampung limpasan air dari atas gunung,"ujarnya, Senin (30/12/2019).

Pada bencana El Nino tahun 2017 yang lalu sepanjang Sungai Oya terjadi kerusakan yang cukup parah. Banyak fasilitas jembatan yang melintas di atas sungai tersebut yang mengalami kerusakan cukup parah bahkan ada yang yang putus dan terbawa derasnya arus sungai.

Belasan rumah juga terbawa derasnya arus sungai yang membelah kabupaten Gunung Kidul dari ujung Timur hingga Selatan. Rumah-rumah yang berada di sepanjang pinggiran kali tersebut hanyut dan hilang.

Sementara daerah yang rawan terjadi genangan sehingga mengakibatkan kawasan tersebut tergenang cukup tinggi diantaranya seperti di kecamatan Tanjungsari Kecamatan Purwosari dan juga Kecamatan Semanu. Genangan yang cukup tinggi tersebut diakibatkan karena luapan luweng (lubang bawah tanah).

Beberapa luweng yang ada di kecamatan-kecamatan tersebut sebenarnya juga berperan untuk saluran air hujan masuk ke dalam tanah. Hanya saja terkadang ruang-ruang tersebut tak mampu menampung seluruh air hujan sehingga mengakibatkan genangan yang cukup tinggi.

Baca Juga:Bebaskan Titik Ngalang-Tawang, Pemkab Gunung Kidul Habiskan Rp105 Miliar

"Pada bencana El Nino tahun 2000 17 yang lalu genangan sangat parah terjadi di wilayah Tanjungsari yang merendam puluhan hektar lahan dan juga pemukiman,"paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini