Angling, pria lanjut usia yang telah delapan tahun menjadi pengurus klenteng yang dibangun sekitar 1854 ini menyebut, pembersihan klenteng rutin dilakukan setiap satu pekan sebelum perayaan tahun baru Tionghoa. Hal itu mengingat bahwa dewa yang berada di dalam klenteng tengah menuju langit dan akan kembali setelah perayaan Imlek usai.
"Pembersihan ini sudah rutin kami lakukan. Mulai dari dinding, patung dewa-dewi dan sejumlah barang yang ada di dalam kelenteng. Karena (menurut kepercayaannya) dewa-dewa akan berada di kahyangan untuk merayakan Imlek. Nanti pada tanggal 28 Januari dewa-dewa ini akan kembali ke kelenteng," terang dia.
Disinggung makna Imlek pada Tahun Tikus Logam ini, Angling menjelaskan bahwa apa yang diharapkan dan dilakukan manusia dan umat di tahun ini dapat diberi kemudahan seperti kelincahan seekor tikus.
"Ya makna dan doa tentunya mengharapkan sesuatu yang baik-baik. Tikus itu kan cepat, ya doa kami di tahun baru Imlek kita semakin dimudahkan dan diberi kemulusan dalam segala hal, tentunya dilakukan dengan cara yang baik," jelas dia.
Baca Juga:Diduga "Nuthuk", Tukang Parkir Taman Sari Jogja Ini Buat Wisatawan Geram