Cegah Antraks di Gunungkidul Meluas, Ribuan Ternak Divaksin

Pemberian antibiotik dibagi dalam dua zona, yakni zona merah dan zona kuning.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 21 Januari 2020 | 11:23 WIB
Cegah Antraks di Gunungkidul Meluas, Ribuan Ternak Divaksin
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto. - (ANTARA/Sutarmi)

SuaraJogja.id - Demi mencegah persebaran antraks, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melakukan vaksinasi dan memberi antibiotik terhadap 11.616 hewan ternak di tiga kecamatan yang terpapar antraks.

"Saat ini, fokus pemberian vaksin dan pemberian antibiotik di tiga kecamatan yang terpapar antraks supaya tidak meluas," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto di Gunungkidul, Selasa (21/1/2020).

Bambang mengatakan, pemberian antibiotik dibagi dalam dua zona, yakni zona merah dan zona kuning.

Zona merah ditetapkan pada Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, dengan jumlah sapi sebanyak 579 ekor dan kambing 1.458 ekor.

Baca Juga:Usai Nikahi Nabila Faisal, Marcell Darwin : Bahagia Banget

Sementara itu, zona kuning salah satunya berada di Desa Sidorejo, Ponjong. Antibiotik dan vaksin diberikan terhadap 2.500 ekor sapi dan 2.000 ekor kambing di sana. Desa Dapayu, Kecamatan Semanu juga ditetapkan sebagai zona kuning, dan antibiotik serta vaksin diberikan terhadap 335 ekor sapi dan 803 ekor kambing.

Zona kuning berikutnya adalah Desa Semanu dan Desa Ngeposari, Semanu. Di Semanu ada 825 ekor sapi dan 1.805 ekor kambing yang divaksin dan diberi antibiotik, sedangkan Ngeposari 552 ekor sapi dan 759 ekor kambing.

"Setelah dilakukan pemberian antibiotik, dua minggu setelahnya baru diberikan vaksin. Setelah dua puluh hari dari pemberian vaksin, hewan baru boleh keluar dari lokasi endemis," jelas Bambang, dikutip dari Antara.

Pihaknya, kata Bambang, juga mengajukan anggaran vaksin, obat-obatan, alat pelindung diri, termasuk Komunikasi Informasi Dan Edukasi (KIE). Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan pengaturan lalu lintas ternak supaya hewan di lokasi endemik tidak keluar terlebih dahulu untuk sementara.

"Jadi dari data kami sejak Desember, yang terpapar hanya di Dusun Ngrejek," terang Bambang.

Baca Juga:Wakaf Saham Incar Investor Berbasis Syariah

Ia mengatakan, DPP juga akan membangun kolam pembersihan yang berisi disinfektan di dua pasar hewan besar, yakni Siyono dan Semanu. Kolam ini diharapkan bisa meminimalisasi penyebaran bakteri antraks dan penyakit hewan lainnya.

"Kami sedang menyusun anggaran vaksin, nanti diajukan, termasuk menyusun kebutuhan anggaran pembangunan kolam pembersihan di pasar hewan," ungkap Bambang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini