Pri menilai, semua orang punya kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar. Pihaknya pun membuka wadah, salah satunya dengan membuka layanan hapus tato tanpa syarat ini.
Tak hanya orang-orang dengan keyakinan Islam saja yang diperbolehkan menghapus tato dengan layanan milik Pri. Seluruh masyarakat bisa menghapus tato di sana, tetapi harus sabar lantaran banyaknya jumlah anak yang mengantre.
Layanan tersebut dia buka tiap hari dengan gratis. Hal itu dilakukan karena beberapa layanan hapus tato yang lain bisa menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
"Satu ukuran KTP saja, pasien hapus tato harus membayar sekitar Rp500 ribu. Namun karena kami memiliki alat sendiri yang dibantu teman-teman lain, kami buka gratis. Jadi saat sekali selesai dilakukan hapus tato dengan laser, satu atau dua bulan lagi dia bisa kembali lagi. Jadi kami ingin memotivasi orang yang belum hijrah dan ingin kembali ke jalan yang lurus karena saat melakukan penghapusan tato, saya juga bercerita soal hijrah dan dakwah" ungkapnya.
Baca Juga:Penggugat KPK Sebut Nama Hasto Sekjen PDIP di Sidang Praperadilan
Layanan gratis itu dia buka di warung makan miliknya bernama Kongsuu (Kongkow Sambil Nyusu). Pri memanfaatkan salah satu gubuk berukuran 4x3 meter sebagai tempat hapus tato. Peserta yang hadir bisa mencapai 30 orang dalam sehari. Tak perlu syarat khusus untuk melakukan hapus tato di warung makan miliknya.
"Baberapa layanan hapus tato gratis memang ada yang punya syarat khusus seperti menghafal surat atau membaca Al-qur'an, tapi layanan yang saya buka ini tak ada syarat seperti itu, silakan bagi siapa pun yang berkenan menghapus tato datang ke lokasi kami," ungkapnya.
Pri menerangkan bahwa layanan tersebut tak dipungut biaya. Namun, di salah satu sudut lokasi hapus tato terdapat kotak infak. Peserta bisa menyedekahkan sedikit hartanya lewat kotak tersebut.
"Saya juga mengajak masyarakat bahwa rezeki manusia itu tak sepenuhnya milik mereka. Ada rezeki lain yang harus diberikan kepada sesama manusia lewat cara sedekah. Nantinya, uang yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk anak-anak panti asuhan Darul Qolbu," terang Pri.
Salah seorang peserta asal Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Wawan Prianto (40), mengungkapkan alasan dia memilih menghapus tato, yaitu karena malu. Di sisi lain, anaknya juga meminta dia untuk membersihkan tato yang dia miliki.
Baca Juga:Jurus Jitu Pemerintah AS Lacak dan Tangkap Imigran Gelap
"Setelah lulus SMA saya sudah buat tato di lengan kanan dan tangan kiri. Dulu itu tertarik pakai tato karena pandangan orang bertato itu seperti jagoan, tapi karena sudah tua dan ingat punya anak, saya ingin menghapus tato. Itu juga karena anak yang meminta dan memberi info hapus tato gratis ini," kata dia.