Makwan menyebutkan, prosedur tersebut antara lain, kejadian termasuk kategori bencana alam, ada laporan dari desa terkait kejadian tersebut, dan selanjutnya, bagaimana status pohon yang ada di kawasan tersebut.
"Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi terkait prosedurnya. Namun sampai saat ini belum ada laporan dari desa terkait kejadian tersebut," jelasnya.
Disinggung apakah kejadian itu termasuk bencana alam, Makwan tak memastikan secara jelas.
"Saya tidak akan membahas apakah kejadian masuk ke ranah itu. Namun yang jelas, korban langsung ditangani dan dibawa rumah sakit untuk perawatan intensif. Nah, apakah dia mendapat bantuan atau tidak, nanti kami undang dan kita tentukan lebih lanjut," kata dia.
Baca Juga:Dua Metode Ini Jadi Cara Indonesia Deteksi Virus Corona, Apakah Akurat?
Diberitakan SuaraJogja.id sebelumnya, sebatang pohon sonokeling ambruk di Jalan Wates KM 4, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Rabu (5/2/2020). Sepasang suami-istri Endi Yogananta (26) dan Israni Silvia Sujarman (25), yang juga menjadi korban dalam kejadian ini, terpaksa kehilangan bayinya yang tengah berusia 8 bulan di dalam kandungan.
Mengetahui Silvi hamil besar, pihak rumah sakit, kata Endi, langsung melakukan persalinan dengan jalan operasi sesar. Namun sayang, bayi Endi dan Silvi, yang telah diberi nama Pradipta Kenzo Yoshvia, didiagnosis mendapat benturan di bagian kepala. Di hari itu juga Kenzo kemudian dimakamkan, sementara Silvi menjalani perawatan intensif karena mengalami luka-luka yang cukup parah.