"Sebelum sursung sudah hujan. Dan siswa ngeyup (berteduh) depan rumahku. Gardu," tulis dia.
Hingga berita ini disusun belum ada konfirmasi terkait chat yang beredar tersebut.
Pengakuan pembina
Guru SMPN 1 Turi Riyanto mengaku turut membina kegiatan pramuka susur Sungai Sempor, Kecamatan Turi, Sleman, DI Yogyakarta, yang menewaskan enam siswa.
Baca Juga:Ratusan Siswa Hanyut di Sungai Sempor, 6 Anak Dikabarkan Tewas
Meski membina kegiatan pramuka di SMPN 1 Turi, Riyanto tidak melakukan susur sungai dengan para siswa. Dia mengaku menunggu di sekolah karena hujan.
Kendati begitu, Riyanto mengaku tidak pulang dari sekolah sebelum anak-anak tersebut kelar melakukan kegiatan susur Sungai Sempor dan kembali ke sekolah.
"Saya ikut membina, tapi enggak ikut susur sungai karena hujan, saya balik, saya nunggu di sini [sekolah]. Sebelum anak-anak pulang kan saya juga belum pulang," ungkap dia kala ditemui Suarajogja.id, Jumat (22/2/2020).
Riyanto juga mengatakan tak tahu pasti jumlah siswa yang mengikuti kegiatan tersebut lantaran data dan catatannya ada pada dewan penggalang (DP).
"Ada [siswa] yang enggak berangkat [susur sungai]. Masing-masing DP punya dua regu, jumlahnya sekian. Ternyata saya belum nyatat yang berangkat. Ada di DP yang mencatat," katanya, sembari melayani banyaknya keluarga siswa yang menghampiri sekolah.
Baca Juga:Pengakuan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi soal Susur Sungai Sempor
Selain itu, pascainsiden, belum semua siswa selamat maupun orang tua siswa yang datang ke sekolah untuk melaporkan apakah anaknya selamat atau belum ditemukan.