SuaraJogja.id - UGM membentuk Satgas Kewaspadaan Covid-19. Satgas ini dibentuk sebagai upaya mewaspadai virus corona yang sudah masuk ke Indonesia.
"Satgas ini sebenarnya sudah dibentuk 2019 lalu. Namun virus corona kejadiannya membuat kepanikan yang lumayan besar, baik di skala internasional maupun nasional dan di internal, maka UGM membentuk satgas dan posko yang disiapkan," ungkap Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset UGM, Bambang Agus Kironoto di kampus setempat, Selasa (03/03/2020).
Menurut Bambang, tim satgas terdiri dari Direktorat Kemitraan Alumni dan Urusan Internasional (KAUI) dan Fakultas Kedokteran sertan Health Promoting UGM. Untuk tingkat internal, mereka bertugas memantau kesehatan dosen atau tamu dan dosen yang pulang dari China atau umrah.
Tugas tim satgas terbantu karena mereka berinisiatif untuk memeriksakan diri dan melaporkan kepulangannya dari luar negeri. Sehingga tim bisa menerapkan langkah-langkah mulai dari pengawasan dan monitoring selama 14 hari.
Baca Juga:Makan di Dapur Lapas Jogja, Orang Paling Tajir di Priok Ini Banjir Pujian
"Untuk mengetahui mereka terjangkit atau tidak butuh waktu paling tidak lima sampai tujuh hari. Bahkan pada masa gejala itu belum muncul, maka bisa menularkan karena membawa virus. Maka selama empat belas hari, mereka dipantau dan dimonitor untuk mengantisipasi resiko-resiko," ungkapnya.
Bambang menambahkan, UGM juga menyediakan rumah khusus semacam guest house. Rumah ini bisa menampung para dosen dan tamu yang baru saja datang dari luar negeri. Mereka dipantau dan dimonitor, dan bila terindikasi terpapar virus corona maka akan dirujuk ke rumah-rumah sakit yang sudah ditunjuk Pemda DIY seperti RSUP Dr Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati.
"Rumah sakit yang nantinya bisa menentukan resiko mereka terpapar atau tidak," ujarnya.
Sementara Sekretaris Bidang Pascasarjana dan Pembelajaran Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM, Yanri Wijayanti Subronto mengungkapkan PB Kagama sudah bertemu Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan keterlibatan mereka dalam penanganan isu corona. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan pemda di masing-masing daerah untuk mengadvokasi tentang virus corona.
"Sehingga teman-teman kagama di lapangan bisa bersinergi bersama pemkab/kota," imbuhnya.
Baca Juga:Masih Ada Stok Masker, Toko Alat Kesehatan di Jogja Batasi Jumlah Pembelian
Kontributor : Putu Ayu Palupi