20 Persen Minyak RI Terancam, Selat Hormuz Ditutup, Indonesia di Ambang Krisis Energi?

Krisis energi mengintai RI akibat potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran. Impor minyak terancam, harga BBM bisa melonjak. Pemerintah terus memantau situasi.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 30 Juni 2025 | 20:54 WIB
20 Persen Minyak RI Terancam, Selat Hormuz Ditutup, Indonesia di Ambang Krisis Energi?
Tangkapan gambar sebuah kapal pembawa minyak setelah melintas di Selat Hormuz.

SuaraJogja.id - Indonesia menghadapi potensi krisis energi seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Rencana Iran untuk menutup Selat Hormuz jalur utama distribusi minyak dunia menjadi sinyal peringatan serius bagi kestabilan pasokan energi nasional.

Jika jalur vital ini ditutup, pasokan minyak mentah Pertamina bisa terganggu secara signifikan, dan lonjakan harga bahan bakar dalam negeri pun sulit dihindari.

Menteri Luar Negeri Sugiono secara terbuka mengonfirmasi bahwa situasi ini merupakan ancaman nyata yang dapat berdampak langsung pada kebutuhan energi Indonesia.

Baca Juga:Perang Iran-Israel Ancam Indonesia, Pakar Perdamaian Minta Prabowo Serukan Gencatan Senjata

"Kalau Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, maka pasokan minyak ke Indonesia pasti terdampak. Sebab, sekitar 20,4 persen impor minyak Pertamina melalui jalur tersebut," ujar Sugiono dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin (30/6/2025).

Ancaman ini bukan sekadar retorika politik. Parlemen Iran telah menyetujui rancangan undang-undang untuk menutup Selat Hormuz sebagai bentuk respons atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir milik Iran.

Selat Hormuz dikenal sebagai jalur laut satu-satunya untuk menyalurkan minyak dari kawasan Teluk Persia.

Karena itu, posisi strategisnya menjadikan selat ini sangat vital bagi kestabilan perdagangan energi global.

Jika penutupan dilakukan, dampaknya tak hanya dirasakan oleh Indonesia. Sekitar 20 persen dari total pasokan minyak dunia juga akan terganggu, yang berisiko menciptakan lonjakan harga global.

Baca Juga:Waspada Penjual Minyak Goreng Keliling, Pedagang di Bantul Rugi Jutaan Rupiah

Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Sugiono, saat ini hanya bisa terus mengamati perkembangan situasi di Timur Tengah.

Harapannya, gencatan senjata yang sedang berlangsung bisa bertahan agar krisis tidak semakin meluas.

“Kita terus mengamati perkembangan situasi di kawasan, termasuk proses gencatan senjata dan upaya perdamaian yang sedang berjalan,” pungkasnya.

Artikel di Suarajogja ini sudah lebih dulu tayang di Suara.com dengan judul: Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Pasokan Minyak RI di Ujung Tanduk

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak