Pernah Rawat Pasien Positif Corona, Tenaga Medis di Gedongtengen Dirumahkan

mereka sempat menangani satu pasien yang positif Covid-19 atau virus corona pada 3 Maret 2020 lalu.

Galih Priatmojo
Kamis, 26 Maret 2020 | 18:36 WIB
Pernah Rawat Pasien Positif Corona, Tenaga Medis di Gedongtengen Dirumahkan
Ilustrasi virus corona Covid-19. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Sebanyak enam tenaga kesehatan Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta merasa khawatir akan kondisi mereka. Sebab beberapa waktu lalu mereka sempat menangani satu pasien yang positif Covid-19 atau virus corona pada 3 Maret 2020 lalu. 

Meski sudah melakukan uji swab pada 14 Maret 2020 lalu di BBTKLPP DIY, hingga kini mereka belum juga mendapatkan hasilnya padahal mereka merasakan gejala sakit. 

"Tanggal 14 Maret semuanya mengeluh sakit. Ada yang radang tenggorokan dan sebagainya, ini seperti yang masuk gejala Covid-19. Lalu dilakukan tes swab. Namun sampai hari ini kami belum tahu hasilnya seperti apa karena belum disampaikan, katanya masih antre. Sampai hari ini ada dua tenaga kesehatan yakni dokter dan perawat yang masih kami rumahkan," ungkap Kepala Puskesmas Gedongtengen, dr Tri Kusumo saat dihubungi, Kamis 26/03/2020) sore.

Menurut Tri, Namun, karena hasil lab belum keluar hingga 14 hari masa inkubasi berakhir, para tenaga kesehatan itu menjalani isolasi pribadi. Selama 14 hari hingga saat ini masih ada dua tenaga kesehatan yang belum kembali bekerja karena memiliki penyakit bawaan.

Baca Juga:Pemudik Batal ke Jogja, KAI: Pengembalian Tiket Hingga 100 Persen

Diantaranya perawat yang punya penyakit diabet, hipertensi dan jantung. Sedangkan tiga tenaga kesehatan yang sudah membaik lainnya saat ini sudah bekerja kembali.

Sebab puskesmas tersebut membutuhkan tenaga mereka. Saat ini mereka kekurangan orang, sementara pelayanan terus harus dilakukan. 

Namun sayangnya para tenaga kesehatan tersebut mendapatkan stigma miring. Bahkan dari sesama tenaga kesehatan yang takut tertular.

"Contohnya saat minta ukur air, kami bayar mereka tak mau menerima uangnya langsung, minta diletakkan karena takut tertular katanya. Rasanya sedih sekali," ceritanya.

Tri menambahkan, kekhawatiran mereka semakin bertambah karena minimnya Alat Pelindung Diri (ADP). Padahal mereka harus melakukan tracing pada pasien positif nomor 3 tersebut secara langsung pada 19 Maret lalu. 

Baca Juga:Info Pemadaman Listrik Jogja Hari Ini 26 Maret 2020

Akibatnya saat melakukan tracing, mereka hanya mengenakan mantel pribadi lantaran tak ada APD. Pelayanan kesehatan pun dilakukan dengan seadanya.

News

Terkini

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak5 November 2020lalu.

News | 11:49 WIB

informasi yang dihimpun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, ada sejumlah kasus ancaman kebebasan pers yang dialami media saat meliput penutupan patung Bunda Maria

News | 19:58 WIB

pada 2023 diperkirakan ada 4,78% atau 5,8 juta orang pemudik akan memasuki Daerah Istimewa Yogyakarta di musim mudik lebaran

News | 16:26 WIB

sebelumnya geger soal patung Bunda Maria yang ditutup terpal di Kulon Progo

News | 16:12 WIB

berikut jadwal imsakiyah untuk wilayah DIY dan sekitarnya

News | 16:06 WIB

Diketahui aksi pengeroyokan tersebut juga sudah sempat beredar luas di media sosial.

News | 14:51 WIB

Udah (olah TKP), di TKP ada saksi-saksi yang kita dapat. (Sajam) belum, masih proses pendalaman.

News | 14:47 WIB

patung Bunda Maria yang berada di Sasana Adhi Rasa ST Yacobus di Padukuhan Degolang, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo terpaksa ditutupi terpal.

News | 11:05 WIB

Berbuka puasa di bulan Ramadan ternyata memiliki sejumlah keutamaan.

News | 10:44 WIB

Royal Ambarrukmo Yogyakarta menghadirkan sensasi berbeda di bulan Ramadhan.

Lifestyle | 10:21 WIB

Ia menyebut bahwa penutupan patung Bunda Maria dengan terpal dilakukan tanpa tekanan kepada pihak rumah doa tersebut.

News | 22:27 WIB

penutupan patung Bunda Maria itu akibat protes dari ormas Islam

News | 21:19 WIB

Momen berbuka puasa menjadi salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh keluarga dan teman-teman lama

News | 17:00 WIB

Grendi menilai pelaku sebenarnya tak sepenuhnya merencanakan pembunuhan kepada korban secara matang.

News | 16:38 WIB
Tampilkan lebih banyak