Hanya terdapat satu jalan yang digunakan untuk akses keluar-masuk oleh warga. Hampir seluruh pintu masuk dusun telah ditutup menggunakan batang bambu dan banner berisikan larangan melintas.
Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan, penerapan lockdown mandiri ini merupakan inisiatif warga. Pihaknya khawatir, mereka terjangkit virus dari pendatang dari luar kota yang singgah ke dusun mereka.
"Sehingga ini untuk mengurangi penyebaran secara langsung [COVID-19] yang dibawa tamu atau warga yang pulang dari perantauan," kata Suharto di sela-sela penutupan pintu masuk dusun, Minggu pagi.
Dijelaskan Suharto, pemudik akan tetap diizinkan masuk ke kawasan dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Baca Juga:Kasus Langka, Seorang Bayi Meninggal Dunia Karena Virus Corona Covid-19
"Dari catatan kami sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul yang mudik atau pulang dari daerah lain usai menghadiri acara keluarga, seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Nah, mereka ini sudah kami minta untuk periksa dan isolasi mandiri," terang Suharto.
Salah satu warga, Yatin Supriyanto, mengatakan, aksi lockdown ini merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu-pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Ini untuk melindungi semua warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin, yang juga menjabat sebagai salah satu ketua RT dusun tersebut.
Selain lockdown, warga Bendungan Kidul sebelumnya juga telah melakukan penyemprotan disinfektan ke kawasan permukiman maupun fasilitas publik, seperti sekolah, tempat ibadah, dan poskamling.
Hanya dibukanya satu akses jalan diharapkan akan memudahkan dalam melakukan pemantauan terhadap siapa saja yang datang masuk ke dusun. Yatin juga berharap, dengan cara-cara ini, Bendungan Kidul bisa terbebas dari wabah COVID-19.
Baca Juga:Christian Geram Hasil Tes Positif Corona Miliknya Bocor ke Publik