Panen dengan Mesin, Bupati Sleman Klaim Hemat Biaya dan Surplus Beras Cukup

Di kesempatan sama, Sri meminta masyarakat untuk tidak panik dan membeli barang berlebihan (panic buying).

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 01 April 2020 | 12:46 WIB
Panen dengan Mesin, Bupati Sleman Klaim Hemat Biaya dan Surplus Beras Cukup
Petani memanen menggunakan mesin pemanen padi di bulak Jabung, Pandowoharjo, Sleman, Rabu (1/4/2020). - ( SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Panen padi yang ditanam pada masa tanam pertama (MT I) di bulak Jabung, Pandowoharjo, Sleman dilakukan menggunakan mesin combine harvester atau pemanen kombinasi. Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan, panen MT I di Sleman diperkirakan mencukupi kebutuhan pangan warga Sleman selama enam bulan ke depan.

"Kita panen tidak menggunakan alat manual, jadi bisa menekan biaya, dari 10 persen jadi 5 persen," kata dia, ditemui wartawan usai panen padi di bulak Jabung, Rabu (1/4/2020).

Ia menambahkan, dalam nominal, penggunaan alat combine harvester bisa menghemat biaya panen, yang biasanya Rp500.000 per 1.000 meter, menjadi separuhnya.

Di kesempatan sama, Sri meminta masyarakat supaya tidak panik sampai membeli barang berlebihan, alias panic buying.

Baca Juga:Ironis, Warga Hadang Ambulans dan Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona

"Ketersediaan panen lebih dari cukup, belum lagi disusul dengan panen yang kedua, menjadikan surplus beras Sleman bisa bertahan dan mencukupi tetangga Sleman. Lalu tiga bulan kemudian panen kedua berlangsung," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono menyebut, alat combine harvester yang digunakan petani merupakan bantuan dari kementerian yang didistribusikan lewat DP3 Sleman kepada Gapoktan. DP3 Sleman mendistribusikan tiga unit mesin ke Pandowoharjo dan Sidomulyo serta Gapoktan di Prambanan.

Seorang petani, Karno, menjelaskan, tak semua petani bisa mengoperasikan combine harvester. Mesin yang digunakan untuk panen hari ini merupakan mesin panen bantuan dari pemerintah yang digunakan petani, lewat Gapoktan setempat.

"Alat cukup membantu petani," kata dia.

Karno sendiri tetap menyabit batang padi di sejumlah titik sawah karena terlewat jangkauan alat secara optimal. Pasalnya, sawah tersebut juga memiliki tembok di beberapa sisi sebagai pembatas sawah dengan jalan dan dinding rumah warga, yang berdiri berhimpitan dengan sawah.

Baca Juga:Virus Corona Bikin Nintendo Switch Langka

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak