Disinfektan Bukan buat Manusia, Bupati Sleman Sosialisasi Pakai Video Kocak

"Sudah keluar-masuk portal, sedikit-sedikit semprot, apa-apa semprot. Teles kebes, netes eluh, cendol dawet," keluhnya.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 03 April 2020 | 14:29 WIB
Disinfektan Bukan buat Manusia, Bupati Sleman Sosialisasi Pakai Video Kocak
Bupati Sleman Sri Purnomo - (SUARA kontributor/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Seiring dengan maraknya tren lockdown mandiri di Yogyakartam penyemprotan disinfektan pada warga juga banyak dilakukan di jalan masuk sejumlah permukiman yang membatasi akses keluar-masuk wilayahnya. Bupati Sleman Sri Purnomo pun mengingatkan bahwa disinfektan buakn untuk disemprotkan pada tubuh manusia.

Ia melakukan sosialisasi soal peringatan tersebut lewat sebuah video yang dibumbui sedikit humor. Video berdurasi dua menit 47 detik itu diunggah ke akun resmi Instagram @kabarsleman milik Pemkab Sleman, Kamis (2/4/2020).

Video itu mengambil setting lokasi di jalan masuk RT 03/04 RW 33 Dusun Jaban, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. Tampak seorang pengendara sepeda mtoro yang hendak masuk ke kawasan tersebut disemprot disinfektan sampai ke wajahnya. Terjadilah perdebatan di antara dua pria itu.

"Woy woy ngawur mosok raiku disemprot barang. Wis mlebu-metu portal, sitik-sitik semprot, opo-opo semprot [woy woy sembarangan masak wajahku disemprot juga. Sudah keluar-masuk portal, sedikit-sedikit semprot, apa-apa semprot]. Teles kebes, netes eluh, cendol dawet [pelesetan potongan lirik lagu Via Vallen dan Didi Kempot]," keluh si pengendara sepeda motor.

Baca Juga:80 Anak Hingga Cucu Usaha 3 BUMN Raksasa Ini Kena Efisiensi

Tak lama di tengah keributan dua pria itu, datanglah Sri Purnomo, menanyakan keduanya sedang melakukan apa. Setelah mengetahui akar permasalahan dua pria itu, Sri Purnomo menjelaskan bahwa disinfektan bukan untuk disemprotkan pada manusia, melainkan benda mati.

"Disinfektan kan larutan kimia yang enggak direkomendasikan WHO [untuk orang] karena itu bisa merusak mata dan kulit. Mestinya disinfektan ini tadi hanya dipakai untuk tempat-tempat yang biasa dipegang manusia, enggak bisa disemprot ke manusia," jelasnya, menggunakan bahasa Jawa.

Tak hanya itu, Sri Purnomo juga menegur orang-orang yang bergerombol menjaga jalan masuk perkampungan itu. Ia mengingatkan bahwa kegiatan yang melibatkan berkumpulnya orang banyak meningkatkan risiko penyebaran COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2.

Video sosialisasi disinfektan dan physical distancing Pemkab Sleman - (Instagram/@kabarsleman)
Video sosialisasi disinfektan dan physical distancing Pemkab Sleman - (Instagram/@kabarsleman)

"Mestinya kan hanya dua, tiga, atau empat orang. Itu saja diatur duduknya, jarak antara satu dan yang lain 1,5 meter," tuturnya.

Di akhir video, Sri Purnomo kembali menegaskan hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari seluruh masyarakat, khusunya di Sleman, selama pandemi corona ini.

Baca Juga:Menparekraf Apresiasi Bantuan Hotel bagi Tenaga Medis di RSUP Fatmawati

"Jangan sekali-kali menggunakan larutan disinfektan untuk menyemprot tubuh manusia karena pada prinsipnya itu bukan untuk tubuh manusia, tapi untuk benda, jadi benda-benda yang sering dipegang oleh manusia itu disemprot," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini