Imbas TPST Piyungan Tutup, Sanimin Harus Kurangi Kebutuhan Harian Keluarga

TPST Piyungan ditutup sementara untuk memperbaiki kondisi tanah.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 09 April 2020 | 16:05 WIB
Imbas TPST Piyungan Tutup, Sanimin Harus Kurangi Kebutuhan Harian Keluarga
Sanimin, petugas pengangkut sampah mandiri, memberi keterangan terkait penutupan TPS Pengok di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Kamis (9/4/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Ditutupnya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan cukup berdampak pada sejumlah petugas pengangkut sampah mandiri. Karena beberapa Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ikut ditutup, petugas pengangkut sampah di TPS Pengok, Yogyakarta mengaku harus menekan biaya hidup karena tak dapat pemasukan.

"Karena ditutup [TPST Piyungan], TPS di Kampung Pengok juga ikut ditutup. Saya petugas swasta, jadi tidak ikut pemerintah. Jadi ketika saya tidak mengambil sampah warga, saya malah tidak dapat uang," keluh Sanimin, ditemui di TPS Pengok, Kamis (9/4/2020).

Pria 65 tahun ini memiliki armada berupa motor gerobak. Dalam sehari, dirinya mengangkut sampah warga di wilayah Kampung Sapen dan Gendeng.

"Sehari itu ada ratusan rumah warga yang saya datangi dan angkut sampah-sampahnya. Saya berangkat pukul 09.00 WIB dan selesai pukul 13.00 WIB," katanya.

Baca Juga:Mitsubishi Belum Bisa Komentar Soal Imbauan Produksi Ventilator

Sehari bekerja, dirinya bisa meraup upah Rp30-50 ribu. Namun, beberapa warga ada yang mengakalkulasi bayaran tiap pekan hingga satu bulan.

"Jadi saya bergantung juga dengan bayaran harian karena jika menunggu satu pekan atau bulanan, mau makan apa saya tiap hari?" jelas dia.

Saat ini TPS Pengok ikut ditutup lantaran TPST Piyungan juga ditutup sementara. Situasi itu memaksa dirinya untuk tak mengambil sampah. Sanimin mengetahui bahwa penutupan itu berlaku sampai satu pekan ke depan.

"Dari informasi warga, TPS Pengok ditutup sampai satu pekan [Kamis, 16 April]. Saya juga bingung mau mencari kerjaan apa lagi. Sementara ini, untuk kebutuhan sehari-hari, harus dikurangi. Makan yang jelas saya kurangi dengan istri. Mungkin biasa tiga kali, sekarang dua hari cukup, insyaallah," ujar dia.

Seorang pengendara ojek online melintasi TPS Pengok, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Kamis (9/4/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Seorang pengendara ojek online melintasi TPS Pengok, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Kamis (9/4/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Pria asal Gendeng, Yogayakarta ini memiliki satu orang anak yang juga bekerja sebagai pengangkut limbah rumah tangga. Kendati demikian, ia tak ingin mengganggu kebutuhan anaknya di tengah masalah seperti ini.

Baca Juga:Glenn Fredly Meninggal, Fajar Alfian: Indonesia Kehilangan Musisi Terbaik

"Anak saya juga sudah berkeluarga, sekarang bertahannya dengan sisa uang yang ada," kata dia.

Sanimin melanjutkan, tak hanya kebutuhan harian yang dia kurangi, bensin untuk sepeda motornya juga harus dia hemat.

"Dalam empat hari itu bensin biasanya habis. Saya isi tiap empat atau lima hari itu Rp40 ribu. Jika dibilang kurang, ya memang kurang. Maka dari itu, TPS bisa kembali dibuka dan penghasilan harian saya bisa terima," terangnya.

Berbeda dengan Sanimin, petugas lainnya, Isgianto (34), masih memiliki nasib yang lebih baik. Pasalnya, laki-laki asal Jogja ini bekerja di bawah Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meski berstatus tenaga outsourcing.

"Untuk pendapatan masih sama, tidak ada yang berbeda. Namun saya kadang jengkel dengan masyarakat yang membuang sampah ke TPS di sekitar Stadion Mandala Krida sembarangan. Jadi bukan diletakkan di dalam TPS, tapi hanya diletakkan di dekat jalan raya," tuturnya.

Ia menjelaskan, sejak Rabu (8/4/2020), petugas pengangkut tidak mengambil sampah-sampah yang ada di rumah warga, mengingat TPST Piyungan ditutup sementara untuk memperbaiki kondisi tanah.

"Meski kami tidak mengambil, warga diharapkan bisa meletakkan sampah hingga ke dalam, jadi petugas bisa lebih mudah memilahnya," jelas dia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana mengimbau agar masyarakat dapat menyimpan terlebih dahulu limbah rumah tangganya selama petugas tak beroperasi.

"Sementara ini kami minta tolong kepada warga menyimpan sampah masing-masing, ditutup dan dikemas dengan baik. Saat ini kami sudah meminta petugas untuk tak terlebih dahulu mengambil sampah ke rumah warga," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini