Ribuan Anak Ayam Dilepas karena Harga Anjlok, Netizen: KFC Nangis Lihat Ini

Ia pusing karena harga jual ayam jatuh di bawah harga pokok produksi.

Galih Priatmojo
Jum'at, 24 April 2020 | 15:15 WIB
Ribuan Anak Ayam Dilepas karena Harga Anjlok, Netizen: KFC Nangis Lihat Ini
Ilustrasi anak-anak ayam (Shutterstock).

SuaraJogja.id - Merosotnya harga ayam membuat sejumlah peternak ayam meluapkan protes dengan cara yang tak biasa. Ini seperti yang dilakukan oleh Tatag Yudo Wicaksono.

Koordinator aksi gembala anak ayam tersebut beberapa waktu lalu melepaskan ribuan anak ayam di lapangan Karang, Kotagede untuk digembalakan lantaran pusing tak menemukan solusi terkait jatuhnya harga ayam broiler.

"Harga jual jauh di bawah harga pokok produksi," ucapnya seperti dilansir dari harianjogja.

Aksinya nekatnya itupun sempat menjadi viral di jagad media sosial. Beberapa netizen mengaku ikut prihatin atas apa yang dirasakan oleh Tatag.

Baca Juga:Nyadran hingga Padusan, Warga Jogja Punya 4 Tradisi Unik Sambut Ramadan

"Sedih," ujar @iindri.studiomakeup.

"Makanan ayam aja naik," kata @adrian_mlq disertai emoticon sedih.

"KFC menangis melihat ini," kata @denie_gaess.

"Harga ayam anjlok 19 ribu/kg," tulis @bidarisekarbidari.

"iih sedih," kata @wilismulyani.

Baca Juga:Masjid di Jogja Diimbau Ganti Takjil dengan Paket Sembako Selama Ramadan

Untuk diketahui harga ayam broiler dari kandang saat ini berkisar di bawah Rp10.000 per Kg. Sementara, Hpp ayam broiler kata Tatag berada di kisaran Rp16.500 per Kg, yang meliputi biaya untuk pakan, obat dan tenaga operasional.

Meski demikian, harga ayam di pasaran masih cukup tinggi, yakni sekitar Rp25.000 sampai Rp28.000. Maka ia menegaskan dalam kondisi saat ini, pihak yang paling dirugikan adalah peternak rakyat sementara yang paling diuntungkan broker dan pengecer di pasar.

Menurutnnya penurunan harga ayam broiler ini telah dimulai sejak paruh kedua 2019 lalu. Terus jatuhnya harga ayam kata dia, dipengaruhi oleh semakin banyaknya kandang besar yang mengakibatkan oversuplai di berbagai daerah sementara penyerapan tidak bertambah signifikan.

Sebab itu ia berharap pemerintah bisa melindungi para peternak rakyat dengan regulasi berupa perizinan yang lebih ketat untuk kandang besar.

"Kami ingin solusi dari hulu, bukan sekadar solusi sementara seperti harga kesepakatan," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini